PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) telah melakukan dua akuisisi di Tahun 2022, yaitu Akuisisi 50% kepemilikan Lion Selection Asia Limited (LSA) di PT Pani Bersama Jaya (PBJ) yang menjadikan kepemilikan MDKA pada Proyek Emas Pani meningkat menjadi 70%, MDKA juga melakukan akuisisi melalui anak usahanya PT Batutua Tambang Abadi (BTA) yang mengakuisisi sebagian saham PT Hamparan Logistik Nusantara (HLN) dengan mengambil bagian saham baru yang akan diterbitkan HLN sebesar 55,67% dengan nilai transaksi dikisaran Rp 5,36 Triliun, ini artinya MDKA masuk ke bisnis pertambangan Nikel. Akuisisi ini dilakukan di tanggal 24 Maret 2022 dan juga melibatkan PT Provident Capital Indonesia yang merupakan pemegang 99,96% saham HLN sehingga transaksi material ini merupakan transaksi affiliasi karena Provident Capital juga merupakan salah satu pengendali MDKA.
HLN memiliki aset nikel dengan cadangan bijih nikel salah satu terbesar di dunia. Melalui akuisisi HLN, MDKA akan memiliki akses ke sumber nikel terbesar di dunia yang memiliki 1,1 miliar ton ore yang mengandung 13,8 juta ton nikel dan 1 juta ton kobalt. MDKA juga mendapatkan 2 smelter Rotary Klin-Electric Furnace (RKEF ) yang beroperasi dengan kapasitas gabungan mencapai 38ktpa, MDKA juga mendapatkan kawasan industri 3.600 Hektar di Konawe yang akan difokuskan pada hilirisasi pabrik pemrosesan dan komponen baterai. Melalui HLN, MDKA yang bekerjasama dengan Tsingshan yang menjadi mitra MDKA untuk pengembangan High Pressure Acid Lead (HPAL), dimana HPAL di Konawe bisa mengkonsumsi sekitar 40 mtpa bijih Ni Limonite dari smelter PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang merupakan anak usaha dari MDKA. HLN saat ini berubah nama menjadi PT Merdeka Battery Materials (MBM).
HLN sendiri mengakuisisi PT J&P Indonesia dan PT Jcorps Industri Mineral dari PT Jcorp Cahaya Semesta, HLN memiliki 95,3% saham J&P Indonesia dan 99,9% saham Jcorp Industri Mineral. J&P Indonesia mengendalikan 51% saham PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) yang mana SCM memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia yang belum berkembang. SCM juga memiliki saham minoritas di dua pabrik RKEF yang beroperasi yaitu 49% di PT Cahaya Smelter Indonesia (CSI) dan 28,4% di PT Bukit Smelter Indonesia (BSI). Sedangkan JCorps Industri Mineral (JIM) memegang berbagai saham mayoritas di Perusahaan-perusahaan yang memiliki IUP batu gamping dan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA), JIM juga memegang saham minoritas Indonesia Konawe Industrial Park sebesar 32%. SCM akan memasok bijih nikel saprolit ke Pabrik Rotary Klin Electric Furnace (RKEF) untuk memproduksi nickel pig iron yang dimiliki oleh CSI, PT Bukit Smelter Indonesia (BSID) dan PT Zhao Hui Nickel (ZHN) di wilayah Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). ZHN merupakan anak usaha MBM, sedang membangun pabrik RKEF (pabrik pemurnian dan pengolahan bijih nikel). SCM juga akan memasok bijih nikel limonit ke pabrik pelindian (pemisahan) asam bertekanan tinggo di IMIP yang memproduksi prekursor nikel dan kobalt baterai.
Tidak itu saja, Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL-produsen baterai kendaraan listrik) memegang saham MDKA sebanyak 5% (1.205.542.539 saham) melalui ISV SA Hongkong BRUNP & CATL Co Ltd (BRUNP) . BRUNP merupakan anak usaha CATL (menguasai 35% pangsa pasar baterai EV). MDKA dan CATL akan membentuk platform investasi Sumber Daya Mineral untuk value chain logam komponen baterai seperti Nikel, Kobalt, Litium, Tembaga, Mangan dan Aluminium, selain platform tersebut, juga akan mengembangkan kawasan indsutri logam baterai serta mendukung green energy.
MDKA menyuntikkan modal sebesar USD 50 juta setara 750 Miliar Rupiah (kurs Rp 15.000) untuk cucu usahanya yaitu PT Merdeka Tsinghan Indonesia (MTI) pada tanggal 29 Juli 2022 yang rencananya dana tersebut akan digunakan untuk perancangan, pengadaan, konstruksi dan rencana pengembangan peningkatan fasilitas pengolahan tembaga milik MTI yang memproduksi tembaga untuk pasar ekspor.
MDKA juga melakukan transaksi afiliasi dengan naka usaha PT Merdeka Battery Materials (MBM) berupa dana pinjaman senilai USD 225 juta, dimana MDKA menggantikan kedudukan pemberi pinjaman awal untuk mendanai modal kerja umum group MBM. MBM dimiliki oleh MDKA sebesar 55,26%. MBM akan dikenakan bunga dari tingkat bunga acuan mejemuk dan margin senilai 4,25% per tahun. MDKA akan diberikan margin tambahan senilai 2,50% yang hanya akan diterapkan untuk bagian pinjaman yang berikan oleh MDKA.
Prospek ke depan tentu sangat menjanjikan, Tambang Tujuh Bukit yang memiliki kandungan 8,2 juta ton tembaga dan 28,6 juta oz emas, Tambang Pani yang memiliki cadangan 4,7 juta oz emas, serta proyek Acid Iron Metal (AIM) yang mengumpulkan acid, ores, dan metal dari water.
Disepanjang Tahun 2022, Tambang Emas Tujuh Bukit ditargetkan memproduksi 100,000 ounces hingga 120.000 ounces emas dengan AISC sebesar USD 1.000 per ounce hingga USD 1.100 per ounce setelah dikurangi kredit perak. Per 31 Maret 2022, sebanyak 49.217 ounces emas di hedging dengan harga rata-rata USD 1.864 per ouce untuk periode April 2022 hingga Juni 2023. Sedangkan Tambang Tembaga Wetar ditargetkan memproduksi di kisaran 18.000 ton hingga 22.000 ton tembaga dengan AISC sebesar USD 6.820 per ton hingga USD 7.480 per ton. Per 31 Maret 2022 sebanyak 2.000 ton tembaga di hedging dengan harga rata-rata USD 9.838/ton untuk periode April hingga Juli 2022.
Di Q1 2022, MDKA berhasil memproduksi 33.968 ounces emas yang meningkat hingga 104,8% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 16.585 ounces. Produksi tembaga MDKA juga meningkat sebesar 111,6% dari 2.489 ton di di Q1 2021 menjadi 5.267 ton di periode yang sama tahun ini. MDKA mencetak pendapatan USD 123,1 juta naik 164,4% secara year on year dari USD 46,5 juta di Q1 2021. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 69,65 juta dibandingkan posisi rugi USD 4,98 juta di Q1 2021.
MDKA melakukan merger dua anak usahanya yaitu PT Pani Bersama Jaya (PBJ) dan PT Andalan Bersama Investama (ABI) senilai Rp 2,28 Triliun agar fokus mengerjakan proyek emas Pani. Proyek Emas Pani menjadikan gabungan sumber daya IUP Pani dan Kontrak Karya Pani dengan sumber daya gabungan sebesar 4,7 juta ons emas. Proyek Emas Pani berpotensi memproduksi 250,000 ons emas per tahun selama 15 tahun.
Hingga Q3 2022 MDKA membukukan laba bersih USD 70,3 juta naik 279,3% dibandingkan Q3 2021 sebesar USD 18,5 juta. Pendapatan MDKA naik 139,7% menjadi USD 626 juta dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar USD 261 juta. Peningkatan pendapatan tambahan sebesar USD 255 juta dari penjualan Nickel Pig Iron (NPI) Merdeka Battery Materials sebesar 15.386 ton nikel dengan harga jual rata-rata USD 16.602 per ton. Pendapatan tersebut merupakan penjualan NPI setelah penyelesaian akuisisi MBM pada 17 Mei 2022.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi / Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi / Trading dari Pembaca.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:
Jika ingin membuka Rekening Dana Nasabah guna trading atau investasi di Saham, bisa klik link
https://app.investasiku.id/referral/SAHAMDAILY