PT Elnusa Tbk, anak usaha PT Pertamina Hulu Energi (PHE) penunjang dari jasa gas dan minyak pada Semester I 2022 meraih pendapatan usaha senilai Rp 5,42 Triliun naik 45,89 % year-on-year dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp3,71 Triliun. Laba bersih Rp 226,33 Miliar naik 974,69% dari hanya Rp 21,06 Miliar di periode yang sama tahun lalu. ELSA juga menyediakan capex sebesar Rp 700 Miliar untuk investasi pada sejumlah peralatan hulu dan hilir migas.
Hingga Agustus 2023 ELSA meraih kontrak Rp 11,3 Triliun yang didominasi oleh 59 % jasa distribusi dan logistik energi (transportasi BBM dan Pengelolaan Depo), 30% jasa hulu migas (kontrak pekerjaan jasa drilling fluid dan workover di Area Blok Mahakam Kalimantan dan Jasa wireline logging, jasa survey seismik 3D di Blok Rokan dan Jawa Barat serta pekerjaan tak berbasis aset (EPC& O&M) di Blok Rokan dan Balongan, Jawa Barat), 11 % jasa penunjang migas (jasa kapal pendukung migas dalam penyediaan accomodation work barge, utility vessel, pengelolaan warehouse, pengeloaan data migas, serta pabrikasi beberapa peralatan maupun fasilitas migas) dengan didominasi oleh Pertamina Group sebesar 74% dan non Pertamina Group 26%.
Di tahun 2023, ELSA menyediakan capex Rp 500 Miliar dimana sekitar 46% dialokasikan untuk menjaga kapasitas alat survey seismik dan perawatan sumur, 35% untuk mendorong pertumbuhan bisnis pada kegiatan pemeliharaan kapasitas kelengkapan seperti pekerjaan hydraulic workover (HWU), mobile well testing serta jasa distribusi. Capex juga akan digunakan untuk pembangunan dan revitalisasi Terminal Petroleum Liquified Gas (TPLG) di Kolaka, Tanjung Pandan dan Labuan Bajo.
Hingga Semester I 2023, ELSA meraih pendapatan Rp 5,8 Triliun dan Laba Bersih Rp 250 miliar, EBITDA naik 9% yoy menjadi Rp 668 Miliar.
ELSA vi anak usahanya yaitu PT Sigma Cipta Utama (SCU) mendukung pengembangan EBT dengan mengembangkan teknologi Geoflowtest di wilayah kerja Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Area Karaha dan Ulubelu. SCU dipercaya oleh PGE untuk mengembangkan teknologi baru bernama Flow2max (alat pengukur aliran dua fasa pertama di Dunia).
Hingga Q3 2024, ELSA membukukan pendapatan Rp 9,6 Triliun, naik 7% yoy dari Rp 8,9 Triliun. Pendapatan tersebut dikontribusikan dari segmen distribusi dan logistik energi sebesar 50% dan 39% dari jasa julu migas serta 11% dari jasa penunjang.
ELSA mengoperasikan dua segmen utama yaitu layanan hulu dan layanan distribusi & logistik energi. ELSA berencana untuk investasi Rp 500 miliar tiap tahun, untuk meningkatkan kapasitas hulu. Rencana merger antara ELSA dan PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) akan menjadi katalis positif karena PDSI merupakan pemain kunci dalam pengeboran migas. Perkiraan PDSI menghasilkan laba tahunan sebesar Rp 456 miliar (7% lebih tinggi dari ELSA), sehingga merger ini akan meningkatkan laba.
Hingga Q3 2024, ELSA membukukan laba bersih naik 35% yoy menjadi Rp 551 miliar.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Sahamdaily, bisa klik link dibawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com