Harga tembaga (copper) di LME (London Metal Exchange) YTD meningkat hingga 13,65% (22 April 2024) ditutup di harga USD 9.764,16 per ton. Kenaikan harga tembaga disebabkan oleh Investor yang yakin bahwa para penambang akan kesulitan melayani lonjakan permintaan logam industri.
Tambang tembaga dan kobalt Zijin Mining Group Ltd (punya 72% saham Commus) di Republik Demokratik Kongo telah ditangguhkan lantaran kekhawatiran radiasi berlebihan pada kobaltnya. Proyek La Compagnie Miniere de Musonoie (Commus) telah ditutup sejak awal pekan lalu. Kongo memiliki sejumlah cadangan uranium di wilayah yang berlokasi di sebelah tenggara Katanga dan beberapa kontaminasi kadang-kadang terjadi. Sedangkan Kobalt merupakan produk sampingan dari produksi Tembaga, dimana tambang ini memproduksi 129.000 ton tembaga dan 2.200 ton di tahun 2023.
Selain Zijin, ada juga tambang tembaga yang ditutup yaitu Tambang Cobre Panama milik First Quantum Minerals Ltd, belum lagi Anglo American Plc juga menurunkan produksi, hal yang sama terjadi dengan Codelco.
Dari segi permintaan, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab menaikkan kapasitas energi terbarukan hingga 2,5 x lipat pada tahun 2030 dari posisi 2023.
Copper => untuk EV, EBT, Perluasan jaringan listrik.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi VIP Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com