Analisa Teknikal digunakan untuk memprediksi pergerakan harga suatu saham dengan membaca data pergerakan harga di masa lalu.
Analisa Teknikal umumnya digunakan oleh Trader.
1. Moving Average (MA) :
Menghitung Harga Rata-rata dari Pergerakan Harga Saham beberapa hari kebelakang
misal MA10 (Moving Average 10 days)
Harga Saham A,
Tanggal 1 May 2020 Rp 1000
Tanggal 2 May 2020 Rp 1100
Tanggal 3 May 2020 Rp 900
Tanggal 4 May 2020 Rp 850
Tanggal 5 May 2020 Rp 800
Tanggal 6 May 2020 Rp 1200
Tanggal 7 May 2020 Rp 1300
Tanggal 8 May 2020 Rp 1400
Tanggal 9 May 2020 Rp 1500
Tanggal 10 May 2020 Rp 1100
Maka kita jumlahkan 10 Hari Harga saham tersebut = (1000 + 1100+ 900+ 850 + 800 + 1200 + 1300 + 1400 + 1500 + 1100) : 10 = 1115
Kita dapatkan MA10 nya di harga 1.115.
MA ini biasa digunakan untuk Memprediksi Pergerakan Harga Saham & Menentukan Level Resistance & Support
Periode yang umum digunakan MA10, MA20, MA 50, MA 100, MA 200.
2. Moving Average Convergence Divergence (MACD):
Digunakan untuk Memantau 2 Exponential Moving Average(EMA), dihitung dengan Mengurangi EMA26 (warna Merah) vs EMA12 (warna Biru)
MACD akan + apabila MA Jangka Pendek berada di atas MA Jangka Panjang (Upward Momentum)
MACD akan – apabila MA Jangka Pendek berada di bawah MA Jangka Panjang (Downward Momentum)
Pergerakan diatas garis 0, signal untuk BUY (bullish)
Persilangan dibawah garis 0, signal untuk SELL (bearish), tapi ini bisa disesuaikan dengan Pola Mindset masing-masing Trader ya, ada yang tunggu ketika Cross dibawah Nol untuk Buy, ada yang
Buy ketika melewati garis 0
3. Bollinger Band
Digunakan untuk Mengidentifikasi Oversold (jenuh Jual) atau Overbought (jenuh beli).
Ada tiga garis yang membentuk Bollinger Bands: Rata-rata bergerak sederhana (band tengah) dan band atas dan bawah.
Band atas dan bawah biasanya 2 standar deviasi +/- dari rata-rata bergerak sederhana 20 hari.
Ketika Overbought (jenuh Beli) ==>> time to Sell
Ketika Oversold (jenuh Jual) ==> time to Buy
ketika pasar fluktuaktif, band akan melebar, sebaliknya ketika pasar lebih stabil maka band akan menciut.
4. Relative Strength Index (RSI)
Hampir sama dengan MACD, RSI menyajikan Grafik Garis yang bergerak diantara 2 ekstrem) diantara rentang 0-100 dengan Setting 14.
Nilai 70 atau >70 ==>>Overbought (overvalued)
Nilai 30 atau ,30 ==>>Oversold (undervalued)
5. Stochastic Oscilator
Ini digunakan untuk menghasilkan sinyal perdagangan overbought dan oversold, memanfaatkan rentang nilai 0-100.
% K sebagai indikator stokastik lambat
% D sebagai indikator Stokastik Cepat
Sinyal transaksi dibuat ketika %K melewati rata-rata bergerak tiga periode, yang disebut% D.
> 80 ==>> overbought
< 20 ==>> oversold
Perbedaan RSI vs Stochastic
RSI dirancang untuk mengukur kecepatan pergerakan harga, sementara Stochastic bekerja paling baik dalam rentang perdagangan yang konsisten.
RSI lebih berguna di Trending market, sedangkan Stochastic berguna di Sideways or Choppy
Indikator-indikator di atas bisa digunakan di settingan di Apps ya.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com