PT Bumi Resources Tbk (BUMI) berdiri pada 26 Juni 1973 dengan nama PT Bumi Modern yang awalnya berfokus pada bidang industri perhotelan dan pariwisata, setelah IPO di tahun 1990, Bumi Modern Tbk bertransformasi dan memasuki industri minyak, gas alam dan pertambangan pada tahun 1998, lalu Bumi Modern Tbk ekpansi dibidang pengolahan batubara dan barang tambang lainnya. Tahun 2000, PT Bumi Modern Tbk berubah nama menjadi PT Bumi Resources Tbk . Dibulan November 2001, BUMI mengakuisisi 80% saham PT Arutmin Indonesia (Arutmin), produsen batubara terbesar keempat di Indonesia. Di Bulan Oktober 2003, BUMI mengakuisisi 100% saham PT Kaltim Prima Coal (KPC), produsen batubara terbesar di Indonesia setelah mengakuisisi Sanggata Holdings Ltd dan Kalimantan Coal Ltd. Di Tahun 2024, BUMI mengakuisisi 19,99% saham Arutmin sehingga meningkatkan kepemilikannya menjadi 99,99%. Di tahun 2007, 30% kepemilikan BUMI di Arutmin dan KPC dijual kepada Tata Power India. Tahun 2008, BUMI memiliki Herald Resources Ltd Australia dengan nilai AUD 552 juta, operasi tambang seng, timah, dan emas yang berlokasi di Sumatera Utara.
Kinerja 2023
Harga FOB Batubara USD 81,3/ton
Stripping ratio 9,8x
Penjualan batubara di tahun 2023: 78,7 juta ton, 2022: 69,4 juta ton; 2021: 79,4 juta ton
Jumlah batubara ditambang di tahun 2023: 77,8 juta ton, 2022: 71,9 juta ton, 2021: 78,8 juta ton
Pendapatan usaha USD 1.679.948.765 vs 1.830.079.927 di tahun 2022, turun 8,93%.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk USD 10.923.450 vs USD 525.274.341 di tahun 2022, turun 4.708%. Kinerja keuangan yang melemah ini disebabkan oleh harga batubara yang terkoreksi, salah satu faktornya perusahaan batubara India yang menaikkan produksi batubaranya pada semester kedua 2023. Kenaikan produksi ini membuat India sebagai konsumen terbesar batubara memangkas impor dan membuat permintaan global menurun.
BUMI fokus mengembangkan lima aset eksisting yaitu
Citra Palu Minerals (CPM) yang sudah memproduksi emas
Gorontalo Minerals (GM) memiliki tambang emas dan tembaga
Dairi Prima Mineral (DPM) untuk prospek seng dan timah hitam
Linge Mineral Resources (LMR) untuk prospek emas
Suma Heksa Sinergi (SHS) unuk proyek emas
Dalam jangka memengah, BUMI memiliki rencana hilirisisasi batubara menjadi bahan kimia dan mengupayakan proyek diversifikasi non batubara, terutama dibidang logam. BUMI mengamati teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dan Carbon Capture Storage (CCS) sebagai trend baru dalam menghadapi transisi energi untuk mencapai target Net Zero Emission Global.
BUMI memiliki cadangan batubara yang signifikan di KPC dan Arutmin, dengan perencanaan capex Rp 625,55 miliar di tahun 2024. BUMI telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) untuk Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) KPC dan Arutmin periode 2024-2026. BUMI optimis mampu memproduksi batubara sebanyak 80 juta ton di tahun 2024.
Pemegang saham BUMI as per 31 Oct 2024:
45,78% Mach Energy (Hongkong) Limited
10,68% HSBC-Fund Svs A/C Chengdong Investment Corp-Self
8,08% Treasure Global Investments Limited
3,78% NBS Clients
2,08% Watiga Trust Ltd
1,18% PT Bakrie Capital Indonesia
0,78% Long haul Holdings Ltd
0,13% NBS Clients
0,00% PT Long Haul Indonesia
0,00% PT Multi Mandiri Pratama
0,00% PT Biofuel Indo Sumatra
27,50% Masyarakat -non warkat
0,01% Masyarakat-warkat
Anthoni Salim tercatat menggenggam saham BUMI via Mach Energy (Hongkong) dan Treasure Global Investments Limited. Group Salim masuk ke saham BUMI melalui private placement dengan harga Pelaksanaan Rp 120 per saham sejak 2022.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi VIP Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com