PT Amman Mineral Nusa Tenggara Tbk (AMMN) yang didirikan pada 29 September 2015, sebagai salah satu produsen tembaga dan emas terbesar di Indonesia dengan cadangan dan sumber daya yang besar, termasuk tambang Batu Hijau yang sudah beroperasi secara kokoh, stabil, dan berbiaya rendah serta proyek Elang di masa depan, yang merupakan salah satu cadangan tembaga dan emas porfiri terbesar yang belum dikembangkan di dunia. Berdasarkan laporan Wood Mackenzie di tahun 2022, yang menempatkan Batu Hijau sebagai produsen tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia. Jika digabungkan dengan Proyek Elang, AMMN memiliki cadangan tembaga terbesar kelima di dunia. AMMN mengoperasikan area konsesi yang terdiri dari empat blok dengan luas total 25.000 hektar, mengoperasikan tambang terbuka tembaga dan emas Batu Hijau dan proyek pengembangan Elang masing-masing di Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tambang Batu Hijau memulai produksinya di tahun 2000, dengan memprouski konsentrat tembaga berkadar tinggi dan sangat bersih juga mengandung emas dan perak. Per 31 Desember 2023, Tambang Batu Hijau secara kumulatif telah memproduksi 9.670 juta pon tembaga dab 10 juta ons emas.
Adanya kemungkinan defisit produksi tembaga global dibandingkan tingginya permintaan akibat peningkatan inisiatif energi ramah lingkungan seperti kendaraan listrik, turbin angin, dan panel surya, tentu meningkatkan permintaan atas tembaga mengingat sifat tembaga yang luar biasa dimana tembaga termasuk konduktivitas listrik dan ketahanan terhadap korosi, menjadikan tembaga sebagai komponen penting dalam transisi dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan dan teknologi baterai yang canggih.
AMMN listed di BEI pada 07 Juli 2023. AMMN membangun smelter tembaga dan Pemurnian Logam Mulia (PMR) via PT Amman Mineral Industri (AMIN) yang ditargetkan selesai konstruksi di akhir Mei 2024. Fasilitas-fasilitas ini akan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 220.000 ton katoda tembaga, 18 ton emas batangan, 55 ton perak batangan, 830.000 ton asam sulfat dan logam mulia lainnya.
Kinerja tahun 2023:
Produksi tembaga turun 33% menjadi 312 juta pon dibandingkan dengan 464 juta ton di tahun 2022
Produksi emas turun 37% menjadi 463.000 ons dibandingkan dengan 731.000 ons di tahun 2022
Produksi konsentrat turun 32% menjadi 541.894 metrik ton kering dari 792.892 metrik ton kering di tahun 2022
Penurunan produksi disebabkan curah hujan yang sangat tinggi pada Oktober 2022 hingga April 2023 menyebabkan genangan air di pit Batu Hijau dan membatasi akses ke bijih segar fase 7 dan juga keterlambatan pengiriman ban baru untuk truk angkut jenis Caterpillar 793C sehingga menyebabkan berkurangnya ketersediaan armada truk.
Penjualan Bersih
2023 = USD 2.033.365.000
2022 = USD 2.830.122.000
2021 = USD 1.299.060.000
Penjualan bersih turun 28% dibandingkan tahun sebelumnya, dimana volume penjualan turun 33% sedangkan volume penjualan emas turun 35%
Laba Operasional
2023 = USD 767.225.000
2022 = USD 1.527.420.000
2021 = USD 557.080.000
Laba Bersih
2023 = USD 465.429.000
2022 = USD 1.098.772.000
2021 = USD 320.612.000
Laba bersih di Tahun 2023 sebesar USD 465 juta yang mencerminkan margin 23%, namun setelah menghitung kewajiban bagi hasil 10%, laba bersih yang disesuaikan tercatat sebesar USD 259 juta dengan margin 13%.
Laba bersih di tahun 2023, juga turut terdampak oleh pengenaan bea ekspor baru sebesar 10% dan penerapan ketentuan bagi hasil dengan pemerintah sebesar 10% dengan rincian 4% didistribusikan ke Pemerintah Pusat dan 6% ke Pemerintah Daerah (IUPK PNBP).
Asset
2023 = USD 9.097.053.000
2022 = USD 6.498.959.000
2021 = USD 5.202.983.000
Di tahun 2023, AMMN memperoleh izin ekspor sebanyak 900.000 metrik ton basah konsentrat tembaga terhitung mulai 24 Juli 2023 hingga 31 Mei 2024. Jadi sempat terjadi penundaan penerbitan izin ekspor selama empat bulan sehingga berdampak serius pada pendapatan AMMN di Q2 2023. Belum lagi kondisi curah hujan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan akumulasi air di lapisan bawah tambang Batu Hijau akibatnya dari October 2022 – April 2023, AMMN berusaha mengeringkan pit dan harus bergantung pada hasil produksi konsentrat yang diolah dari stok bijih stockpiles berkualitas rendah.
Tahun 2024:
Adanya kendala pasokan tembaga sebagai akibat dari penghentian dan penutupan produksi oleh produsen tembaga terbesar di Panama dan meningkatnya permintaan tembaga akan menjadi sentimen positif bagi AMMN namun AMMN harus mengantisipasi dimana larangan ekspor konsentrat tembaga akan mulai berlaku pada bulan Juni 2024, mengingat jadual komisioning yang diharapkan berlangsung 4-6 bulan, diantisipasi bahwa pengiriman pertama katoda tembaga serta pengiriman emas dan perak batangan kemungkinan mengalami penundaan hingga akhir kuartal keempat. Hal ini dapat mengakibatkan AMMN tidak memperoleh pendapatan selama sekitar empat bulan baik dari konsentrat tembaga atau penjualan logam.
AMMN telah memasukkan desain Fase 8 ke dalam umur tambang Batu Hijau dan meingkatkan cadangan bijih sebesar 460 juta ton. Pengupasan batuan penutup fase 8 dimulai pada awal tahun 2021 dan diperkirakan akan mulai berproduksi dari tahun 2025 hingga tahun 2030. Setelah menyelesaikan Fase 8, AMMN berencana memulai produksi di Tambang Elang di masa yang akan datang.
AMMN membangun PLTUG dengan kapasitas 450 MW dan AMMN juga membangun fasilitas regasifikasi dan penyimpanan LNG via anak usahanya yaitu PT Amman Nusantara Gas (ANG).
Jika Anda ingin bergabung Menjadi VIP Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com