MBMA

PT Merdeka Baterry Materials Tbk (MBMA)

MBMA adalah anak usaha Merdeka Copper Gold (MDKA). MBMA merupakan perusahaan rantai pasokan kendaraan listrik (EV) yang terintegrasi secara vertikal yang berlokasi di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, Indonesia.

MBMA saat ini memiliki dua smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang memproduksi Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas terpasang mencapai 38.000 Ni per tahun as per 30 September 2023, Sedangkan pengembangan proyek RKEF ketiga masih dalam tahap penyelesaian kontruksi dan ditargetkan beroperasi di Semester II Tahun 2023, begitu pula dengan Proyek High Pressure Acid Leach (HPAL ) yang diharapkan bisa mulai beroperasi di tahun 2026 dengan proyeksi kapasitas produksi sebesar 120 ktpa, dimana Proyek HPAL ini dibagi menjadi dua tahap dengan kapasitas produksiĀ  masing-masing 60 ktpa, tahap pertama diprediksi mulai beroperasi di Semster II 2025, tahap kedua diprediksi beroperasi di awal 2027. Smelter HPAL diharapkan dapat menyerap hingga 20 juta wmt bijih nikel limonit per tahun yang akan dipasok oleh SCM.

SCM menurut Wood Mackenzie, memiliki sumber daya hingga 1 miliar dry metric ton, yang bisa menyediakan untuk semua produk turunan nikel hingga 20 tahun ke depan sehingga bisa menjadi modal yang besar bagi pertumbuhan MBMA.

MBMA sendiri menargetkan memiliki saham di smelter HPAL sebanyak 66% sedangkan sisanya akan dimiliki oleh Ningbo Brunp CATL. Mengingat MBMA telah menandatangani term sheet dengan Ningbo Brunp Contemporary Amperex Co. Ltd (CATL) dengan total nilai investasi USD 1,28 Miliar.

 

Beberapa aset bisnis MBMA:

  1. Tambang SCM (51% MBMA, 49% Tsinghan), SCM mengandung sekitar 13,8 juta ton nikel (kadar nikel 1,22%) dan 1 juta ton kobalt (kadar Kobalt 0,08%)
  2. Pabrik RKEF (50,1% MBMA, 49,9% Tsinghan), Dua smelter RKEF CSI (PT Cahaya Smelter Indonesia) dan BSI (PT Bukit Smelter Indonesia) yang memproduksi Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitasĀ  produksi masing-masing sebesar 19.000 ton nikel berupa NPI per tahun
  3. Proyek AIM (Acid Iron Metal), mengolah bahan baku pirit kadar tinggi dari tambang tembaga wetar yang menghasilkan asam dan uap untuk pabrik pelindian HPAL
  4. Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP) yang merukan JV antara MBMA (32%) dan Tsinghan (68%) untuk pengembangan sekitar 3.500 hektar kawasan industri nikel yang fokus pada pemrosesan HPAL untuk logam baterai di wilayah konsensi SCM
  5. Pabrik HPAL yang dapat mengolah bijih limonit dari tambang SCM dengan kapasitas Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas sekitar 120Kt per tahun
  6. Jalan angkut khusus sepanjang 50 km yang menghubungkan tambang SCM-IKIP dan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan konsesi penambangan batu kapur seluas 500 Ha.

2023:

MBMA mencatatkan penurunan laba bersih menjadi USD 6,29 juta di tahun 2023 sedangkan pendapatan MBMA naik 191,46% dari USD 455,73 juta menjadi USD 1,32 miliar. Pendapatan ini ditopang oleh penjualan NPI sebesar USD 873,44 juta, nikel matte sebesar USD 438,59 juta serta bijih nikel limonit sebesar USD 16,29 juta.

Produksi nikel dalam NPI sebanyak 65.117 ton nikel dengan AISC (All-in-Sustaining-Cost) sebesar USD 12.262 per ton.

 

2024:

Di Q1 2024, MBMA mencetak produksi nikel sebesar 32.491 ton nikel yang terdiri dari 20.900 ton feronikel (FeNi) dan 12.041 ton nikel matte. Produksi bijih tambang SCM sebesar 1,2 juta wet metrik ton (wmt) dari limonit dan 0,5 juta wmt dari saprolit, sebanyak 1,1 juta wmt bijih saprolit dikirimkan ke pabrik peleburan RKEF MBMA. 1,1 juta wmt bijih limonit dikirimkan ke PT Huayue Nickel Cobalt (HNC), dimana 0,4 juta wmt dijual pada kuartal sebelumnya.

MBMA di tahun 2024 menargetkan pertumbuhan produksi nikel dalam matte maupun nikel dalam NPI sebesar 54%, dimana target produksi nikel total mencapai 147.000 ton, target ini lebih tinggi dibandingkan capaian produksi sepanjang tahun 2023 yaitu 95.450 ton (produksi nikel dalam NPI 85.000 hingga 92.000 ton dengan AISC (All-in-Sustaining-Cost) sebesar USD 10.000 hingga USD 12.000 per ton). MBMA menargetkan produksi nikel dalam matte nikel sebanyak 50.000 hingga 55.000 ton dengan AISC sebesar USD 13.000 hingga USD 15.000 per ton, target ini naik sekitar 81,32% dari capaian di 2023 sebesar 30.333 ton nikel dalam matte.

Semester I 2024:

Laba mencapai USD 20,39 juta, naik tajam 203% dibandingkan kinerja di Semester I 2023 yang mengalami kerugian USD 19,65 juta. PendapatanĀ  mencapai USD 921,64 juta,naik 162,78% dibandingkan pendapatan di Semester I USD 350,97 juta. Pendapatan ini didukung oleh penjualan pihak ketiga untuk Nickel Pig Iron (NPI) mencapai USD 479,5 juta, nikel matte USD 386,7 juta, bijih nikel limonit USD 55,44 juta.

MBMA meningkatkan porsi kepemilikan di PT ESG New Material (PT ESG) sebesar 5%, semula memiliki porsi saham 55% menjadi 60%. MBMA memiliki saham PT ESG via MIA dimana MIA meningkatkan kepemilikan di PT ESG dari 55% menjadi 60%. Hingga Q2 2024, pembangunan smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) PT ESG telah selesai 51,8%. Investasi proyek HPAL ini mencapai USD 490 juta, rencananya commisioning proyek akan dikebut hingga akhir 2024. Kontribusi ekuitas pemegang saham sebesar USD 180 juta dan USD 150 juta dalam proyek pembiayaan, total USD 330 juta hingga akhir Q2 2024. Pabrik HPAL ini berkapasitas 30.000 nikel bentuk MHP per tahun. Nantinya HPAL akan dibangun dan dioperasikan oleh PT ESG New Energy Material (HPAL JV Co) dengan nilai investasi USD 600 juta.

 

Jika Anda ingin bergabung Menjadi VIP Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:

Join Membership

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *