PT United Tractors Tbk (UNTR) emiten distributor alat berat dan pertambangan ini
2022:
Q1 2022:
Aset UNTR senilai Rp 120,09 Triliun, nilai ini tumbuh dari akhir 2021 yang senilai Rp 112,56 Triliun. Dari Sisi Ekuitas betumbuh menjadi Rp 77,12 Triliun di 31 Maret 2022 dari akhir 2021 senilai Rp 71,82 Triliun. UNTR membukukan laba bersih senilai Rp 4,32 Triliun naik 131,51% dari laba bersih periode yang sama tahun lalu di Rp 1,86 Triliun. Laba bersih per saham dasar naik menjadi Rp 1.158 dari sebelumnya hanya Rp 500. Pendapatan bersih senilai RP 27,97 Triliun naik 56% dari pendapatan di Periode Q1 2021 sebesar Rp 17,89 Triliun. Saat ini penjualan alat berat UNTR sedang tinggi-tingginya. Hingga May 2022, penjualan alat berat sebanyak 2.400 unit naik 123% dari realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.076 unit dimana market sahre Komatsu per May 2022 sebesar 28 %. UNTR mengerek naik target penjualan alat berat Komatsu hingga akhir tahun 2022 menjadi 4.800 unit dari sebelumnya target di 3.700 unit.
Semester I 2022:
UNTR meraih pendapatan Rp 60,45 Triliun naik 62,01% dibanding periode yang sama tahun 2021, laba bersih mencapai Rp 10,36 Triliun naik 129,35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini juga ditunjang kenaikan harga jual rata rata (average selling price-ASP) alat berat Komatsu sehingga terjadi peningkatan margin laba kotor yang naik 5,8 point mencapai 27,3% dan margin laba operasional naik 7,3 point menjadi 23,5%. Selain itu bisnis kontraktor pertambangan juga memberi kontribusi kepada UNTR yaitu PT Pamapersada Nusantara (PAMA) yang meningkat pendapatannya sebanyak 32% secara kuartalan meskipun pendapatan dari penjualan peralatan dan emas Martabe turun 12 % secara kuartalan namun bisnis PAMA dan batubara mampu meningkatkan pendapatan UNTR.
UNTR juga mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yaitu PLTMH Kalipelus berkapasitas 0,5 MW di Jawa Tengah yang mencetak pendapatan di Q2 2022 sebesar RP 12 Miliar jika dibandingkan di Q1 2022 sebesar Rp 1 Miliar.
Pada tahun 2022, UNTR menyediakan capex sebesar USD 750 juta dan telah terserap sekitar 30-50% hingga semester I 2022. Dari capex ini sebesar USD 570 juta untuk bisnis jasa pertambangan dan pertambangan, sekitar USD 170 juta untuk bisnis tambang emas dan infrastruktur pabrik serta sistem manajemen, sisanya untuk segmen lain seperti mesin konstruksi.
UNTR menambah kepemilikan saham senilai Rp 176,55 miliar di Arkora Hydro melalui entitas PT Energia Prima Nusantara (EPN), EPN telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Shares Sales & Purchase Agreement /CSPA) dengan ACEI Singapore Holding Private Ltd (ACEI) di tanggal 4 Agustus 2022. EPN saat ini sedang membangun PLTM Besai Kemu berkapasitas 7 MW di Lampung yang diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2023. EPS juga merambah bisnis PLTS dimana EPN telah memasang rooftop solar PV sebesar 6,9 MWp dan diharapkan di sepanjang 2022 akan ada penambahan instalasi baru rooftop solar PV sebesar 15 MWp.
Q3 2023:
UNTR mencetak laba bersih Rp 15,3 Triliun, turun 3% dari Rp 15,9 Triliun, dengan pendapatan bersih Rp 97,59 Triliun, naik 6,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 91,53 Triliun.
2024:
Di Tahun 2024, UNTR menargetkan penjualan alat berat dikisaran 3.900-4.000 unit, lebih rendah dibandingkan realisasi penjualan alat berat komatsu sebanyak 5.270 unit di tahun 2023. Hingga Q1 2024, volume penjualan Komatsu tercatat 1.126 unit, turun 37,13% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan volume penjualan 1.791 unit.
Di Bulan Maret 2024, UNTR mengakuisisi Supreme Energy Rantau Dedap dengan nilai transaksi USD 80,69 juta (setara Rp 1,26 Triliun). UNTR telah memiliki aset Renewables Energy seperti PLTA melalui PT Arkora Hydro Tbk (ARKO). Untuk Capex, UNTR menyediakan dana sebesar USD 1,3 Miliar – USD 1,4 Miliar yang akan dialokasikan untuk Kontraktor Pertambangan USD 1 Miliar, USD 100 juta untuk Infrastruktur Batubara, USD 100 juta untuk tambang emas, USD 100 juta untuk alat berat.
UNTR telah menggelontorkan dana investasi sekitar USD 1 miliar di tahun 2023 untuk ekpansi di Sektor Nikel.
Hingga Semester I 2024, segmen usaha pertambangan nikel UNTR terdiri atas
PT Stargate Pasific Resources (SPR)=> mengoperasikan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Penjualan bijih nikel sebesar 967.000 wet-metric ton (wmt) di semester I 2024
Nickel Industries Limited (NIC) => penjualan 34.427 ton logam nikel di Q4 2023 dan 32.759 ton logam nikel di Q1 2024
Semester I 2024:
UNTR membukukan pendapatan Rp 64,5 Triliun, turun 6% yoy dari Rp 68,6 Triliun di Semester I 2023. Laba bersih turun 15% yoy menjadi Rp 9,5 Triliun.
Pendapatan UNTR dikontribusi oleh:
Kontraktor Penambangan Rp 27,93 Triliun
Mesin Konstruksi Rp 15,6 Triliun
Pertambangan batubara Rp 15,46 Triliun
Pertambangan emas dan mineral lainnya Rp 4,37 Triliun
Pendapatan dari Industri Konstruksi Rp 1,1 Triliun
UNTR menargetkan penjualan batubara melalui PT Tuah Turangga Agung (TTA) mencapai 12 juta ton, sedangkan target produksi PT Pamapersada Nusantara sekitar 135 juta ton dan volume pengupasan lapisan tanah 1,1 miliar bcm.
UNTR membukukan penjualan alat berat Komatsu sebanyak 2.950 unit per Agustus 2024, turun 25,33% yoy .
Hingga Q3 2024 UNTR membukukan laba bersih Rp 15,59 Triliun, naik 1,58% yoy.
UNTR menargetkan penjualan alat berat Komatsu 4.600 unit di Tahun 2025, naik 5,7% yoy
Target Penjualan batubara 14 juta ton, naik 6,1% yoy
Target Penjualan emas 240.000 ons, naik 2,1% yoy
Target Penjualan Bijih Nikel 2 juta ton, naik 5,3% yoy
Target Produksi batubara 150 juta ton, naik 2% yoy
Jika Anda ingin bergabung Menjadi VIP Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com