PT MD Pictures Tbk (FILM) berencana menjual saham tresurinya sebanyak 146,92 miliar. Dengan penjualan ini, FILM berpeluang mendapatkan dana lebih tinggi dibandingkan saat membeli saham ini melalui buyback dengan biaya Rp 24,45 miliar. Penjualan kembali ini akan dilakukan secara bertahap mulai 17 November 2021.
FILM sejak 2018, merambah ke konten untuk Platform Over the Top (OTT) seperti Disney+, WeTV, MaxStream, Netflix, dan lain-lain. di Tahun 2021, FILM berhasil memproduksi 13 Series dan 7 Direct to Digital Film untuk Platform OTT. Di tahun 2018 itulah pendapatan segmen digital meningkat +11x yoy menjadi Rp 62 Miliar dengan Gross Profit Margin sebesar 75% (dibandingkan 70% di 2017).
FILM juga menyambut Tencent Holdings Ltd sebagai investor baru di FILM. Tencent holdings Ltd melalui anak usahanya Image Frame Investment membeli saham FILM sebesar 14,62% (Rp 695,5 Miliar). Sampai akhir September 2021, FILM mencatat pendapatan Rp 183 miliar, naik 117,29% dari periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp 84,22 miliar. FILM membalikkan keadaan dengan membukukan Laba Rp 21,94 miliar, dari sebelumnya rugi Rp 44 miliar.
FILM akan merilis film serial WeTV Original berjudul Teluk Alaska di platfom WeTv dan Netflix dan beberapa film yang akan tayang di bioskop, antara lain KKN Di Desa Penari, Mendarat Darurat, dan Ivanna
Kinerja FILM di Tahun 2023, FILM membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 96,64 miliar, turun 39,6% dibandingkan di tahun 2022 Rp 159,99 miliar. Penjualan turun 15,41% yoy, dari Rp 434,86 miliar di tahun 2022 menjadi Rp 369,54 miliar di tahun 2023.
Di Tahun 2023, FILM memproduksi 19 judul film dan series antara lain:
Film Layar Lebar (Bismillah Kunikahi Suamimu, Hidayah, Sewu Dino, Ganjil Genap, Catatan Si Boy, Kisah Tanah Jawa – Pocong Gundul, Layangan Putus)
Series (Induk Gajah, Tilik the series, Mozachiko, Princess and the Boss, Jurnal Risa, Pernikahan Dini, 5 Detik dan Rasa Rindu, Dua Wajah Arjuna)
Film OTT (Scandal Makers, Hitmen, 200 Pounds Beauty, Dunia Tanpa Suara)
Di tahun 2024, FILM meluncurkan film “Badarawuhi di Desa Penari” sejak 11 April 2024, diharapkan film ini bisa menyamai kesuksesan film “KKN Di Desa Penari” di tahun 2022 dengan jumlah penonton 9,2 juta penonton, sedangkan di Tahun 2023 Film produksi FILM yaitu ‘Sewu Dino” menjadi film terlaris di Indonesia dengan jumlah penonton 4.886.406 penonton.
Film Badarawuhi menjadi satu-satunya film dengan label Filmed for IMAX dari Asia Tenggara, dan bekerjasama dengan Lionsgate Publicity.
FILM berencana mengakuisisi mayoritas saham PT Net Visi Media Tbk (NETV), FILM akan mengambil alih utang NETV senilai Rp 661,94 miliar dari Paloma Capital Ltd yang dikendalikan Pandu Sjahrir. Akusisi ini merupakan strategi FILM untuk menguasai 80,05% saham NETV. FILM telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat (PJBS) pada 26 Agustus 2024 terkait akusisi NETV. Pengalihan aset utang ini mencakup 75% dari total kewajiban yang harus dipenuhi NETV kepada FILM, dengan penyelesaian pengalihan diproyeksikan selesai pada 17 October 2024.
FILM telah menandatangani perjanjian penyertaan saham bersyarat (PPSB) untuk mengakuisisi 80,05% saham NETV. Jadi setelah PJBS ada PPSB. Total nilai akuisisi mencapai Rp 1,65 Triliun yang terdiri dari Rp 1,26 T untuk menyerap 25,22 miliar saham baru NETV dengan nilai nominal Rp 50 per saham. FILM juga membeli 7,88 miliar saham seri A NETV dari beberapa pemegang saham, termasuk PT Teladan Investama dan PT Indika Inti Holdiko, dengan nilai nominal Rp 200 per saham, yang setara engan 19,07% saham NETV senilai Rp 394,44 miliar.
FILM berencana mendanai akuisisi tersebut melalui Private Placement, dalam aksi ini PT Permata Surya Gitatama dan PT Teladan Investama akan mengambil bagian dari saham baru yang diterbitkan FILM dengan total nilai Rp 661,9 miliar.
FILM mendapatkan fasilitas pinjaman sebesar Rp 794,75 miliar dari BMRI. Pinjaman tersebut akan digunakan untuk aksi korporasi akuisisi 80,05% saham NETV. Proses akuisisi tersebut diperkirakan dapat selesai dan berlaku efektif pada 28 Oktober 2024. Pasca akuisisi ini, diharapkan NETV dapat berkontribusi sekurangnya 20% dari toral pendapatan FILM. FILM akan meningkatkan akses kepada saluran distribusi televisi seiring adanya akuisisi terhadap NETV, disisi lain NETV akan mendapatkan akses kepada kapabilitas produksi FILM. Tentu saja hal ini akan mendukung peningkatan penjualan FILM dalam konten-konten di saluran distribusi TV.
FILM akan merelease film berjudul “Perewangan” yang disutradarai oleh Awi Suryadi dan akan tayang dibioskop pada 24 October 2024, lalu juga akan merelease film “Sorop” yang disutradarai Upi yang akan tayang pada 19 Desember 2024.
Kinerja FILM di semester I 2024:
Membukukan laba bersih Rp 77 miliar, naik 24% yoy dari laba bersih Semester I 2023 Rp 60,78 miliar. Pendapatan naik 5,9% yoy menjadi Rp 217,41 miliar dari Rp 205.28 miliar di Semester I 2023.
PT Samuel International (SI) akan menambah modal sebesar Rp 661,94 miliar melalui pembelian 216,32 juta saham baru yang diterbitkan oleh PT MD Entertainment Tbk (FILM) dengan harga Rp 3.060 per saham. Aksi korporasi ini akan dilaksanakan pada 25 Oktober 2024. Setelah private placement ini, jumlah saham FILM akan meningkat menjadi 9,72 miliar lembar dari sebelumnya 9,51 miliar. Aksi ini telah disetujui dalam RUPSLB pada 8 Oktober 2024.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Sahamdaily, bisa klik link dibawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com