Beras

LUMBUNG PANGAN NASIONAL dengan Anggaran 15 Triliun

Zulkifli Hasan, Partai Amanat Nasional, Ex Menteri Perdagangan, Ex Ketua Umum Partai Amanat Nasional ke-4 => Menteri Koordinator Bidang Pangan, membawahi Menteri Pertanian, Menteri KKP (Kelautan dan Perikanan), Menteri Kehutanan, Menteri Lingkungan Hidup, Badan Pangan Nasional, dan Badan Gizi Nasional.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia masih impor beras dengan volume impor beras sepanjang Januari-September 2024 mencapai 3,23 juta ton, naik 80,68% dibandingkan periode yang sama tahun lalu 1,78 juta ton. Nilai Impor beras sepanjang Januari-September 2024 mencapai USD 2,01 Miliar, naik 105%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu USD 980,44 juta. Impor beras Indonesia berasal dari Thailand dengan volume mencapai 1,14 juta ton, Vietnam 998.040 ton, dan Pakistan 463.396 ton.

Swasembada Pangan harus didukung dengan Pengawasan terhadap Distribusi  dan Harga Pupuk, Bulog dan juga PT Perkebunan Nusantara (PTPN), ID Food.

Kementan menggalakkan 2 program yaitu Intensifikasi atau Pompanisasi (satu lahan yang tadinya hanya bisa satu kali tanam, nanti menjadi tiga kali tanam), kedua Ekstensifikasi dengan mencetak sawah hingga 3 juta hektar, sehingga Kementan akan mencetak sekitar 700.000 hektar – 1 juta hektar lahan. Rencana di Merauke, Kalimantanm Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Aceh, Jambi.

Program Food Estate (konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara teritegrasi mencakup pertanian, perkebunan, peternakan di suatu kawasan) ada lima daerah : Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku dan Papua. Food Estate memerlukan infrastruktur Air, Jalan dan lain-lain.

Pengembangan Food Estate

Pulang Pisau dan Kapuas Kalimantan Tengah mencapai 70.000 Hektar-165.000 hektar untuk Padi dan Komoditas pangan lainnya.

Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, 1000 hektar, hortikultura seperti kentang, bawang putih, bawang merah

Kabupaten Sumba Tengah, NTT 10.000  Hektar untuk Jagung dan Sorgum

Kabupaten Gresik 1.175 Hektar

Kabupaten Garut 1.000 Hektar

Kabupaten Bantul 1.000 Hektar

Kabupaten Temanggung 1.000 Hektar untuk Hortikultura

Kabupaten Wonosobo 1.000 Hektar

Kabupaten Merauke, Papua  500.000 Hektar- 1 juta hektar (untuk Padi,Tebu, kedelai)

Kemungkinan Food Estate akan pindah dari Kalimantan ke Merauke dikarenakan di Kalimantan terkendala kualitas tanah yang cenderung kurang subur untuk pengembangan komoditas pangan pokok. Di Merauke akan dikembangkan singkong dan tebu.

Swasembada Gula di tahun 2030, dengan investasi di perkebunan tebu yang terintegrasi dengan industri gula hingga bioetanol di Merauke, Papua Selatan. Saat ini pengembangan klaster 3 dari lahan tebu seluas 2 juta hektar di Kabupaten Merauke sedang berjalan, dimana akan dibangun 5 pabrik gula yang terintegrasi dengan produksi bioetanol. Proyek tersebut akan membutuhkan dana investasi USD 5,62 miliar setara Rp 83,27 Triliun. Proyek ini akan di handle PTPN III.

Anggaran Ketahanan Pangan untuk 2025 sebesar Rp 124,4 Triliun yang akan digunakan untuk mendukung rantai pasok pangan mulai praproduksi hingga konsumen. Pada level  Praproduksi, untuk bantuan alat tangkap ikan sebanyak 10.000 unit, subsidi pupuk sebanyak 8,5 juta-9,5 juta ton, bantuan alat dan mesin pertanian sebanyak 1.012 unit dan lainnya. Pada level produksi, anggaran ketahanan pangan salah satunya untuk food estate di Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan NTT. Pada level distribusi, untuk pelabuhan logistik, pembangunan jalan sepanjang 49.782 km, Kereta Api untuk jalur logistik dll. Pada Level Konsumen digunakan  untuk Program MBG.

Di Era Prabowo, dari sisi produksi ekstensifikasi Food Estate akan dilakukan di Kalteng, Sumut dan NTT, dengan mencetak sawah seluas 250.000 hektar, pengembangan kawasan 285.000 hektar, pengembangan kawasan jagung 250.000 hektar. bangun bendungan 12 unit, bangun jaringan irigasi 17.000 hektar, perluas lahan pertanian pangan produktif 20,4 km2 hingga asuransi pertanian 1 juta hektar.

Produksi Beras

2018 = 34 juta ton

2019 = 31,31 juta ton

2020 = 31,5 juta ton

2021 = 31,36 juta ton

2022 = 31,54 juta ton

2023 =31,1 juta ton

Kebutuhan Beras

2018 = 30 juta ton

2019 = 28 juta ton

2020 = 29 juta ton

2021 = 30 juta ton

2022 = 30 juta ton

2023 =30 juta ton

Realisasi Impor Beras

2018 = 2,25 juta ton

2019 = 0,44 juta ton

2020 = 0,35 juta ton

2021 = 0,4 juta ton

2022 = 0,42 juta ton

2023 =3,06 juta ton

Hingga Oktober 2024, Pemerintah impor beras 2,9 juta ton dari Thailand, Vietnam, Kamboja dan Pakistan

Emiten relate ke Beras => HOKI NASI SAMF

 

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Sahamdaily dan Info Saham Terupdate, bisa klik link dibawah ini:

Join Membership

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *