PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) berdiri pada tahun 1998 di kota Sidoarjo yang bergerak di bidang produksi dan distribusi Pupuk NPK Non Subsidi. Produk pupuknya beredar dengan nama dagang seperti Halei untuk tebu, Pukalet untuk karet, Coco untuk kopi dan kakao, Palmo & Pupindo untuk kelapa sawit, Fertindo dan Phonika untuk berbagai tanaman. SAMF memiliki 24 anak perusahaan dengan 6000 karyawan. SAMF memiliki lima pabrik SAMF menjual berbagai pupuk dan produk pembasmi hamaPada tahun 2020 tingkat utilisasi menurun menjadi 57,6% dari 68,6% (FY19). Pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan mobilitas barang dan transportasi, sehingga mengganggu distribusi pupuk ke tempat pelanggan. Penurunan takaran pemupukan oleh pelanggan disebabkan oleh
penurunan harga CPO di 1Q20.
SAMF memiliki lima pabrik yaitu Mojokerto I dan Mojokerto II, Medan I dan Medan II, serta Sampit. Medan II dan
Sampit adalah kapasitas produksi terbesar. Mereka memiliki kapasitas produksi masing-masing sekitar 160.000
ton. SAMF terus mengoptimalkan pemanfaatan. Pada tahun 2020 tingkat utilisasi menurun menjadi 57,6% dari 68,6% (FY19). Pelanggan terbesar SAMF adalah dari PT Perkebunan Nusantara III (Persero) (16,9%).
SAMF menandatangani perjanjian kerjasama dengan salah satu distributor pupuk KCL/MOP yaitu Champa International Pte. Ltd., perusahaan distributor yang berbasis di Singapura, untuk mengamankan ketersediaan bahan baku untuk tahun depan.
SAMF juga telah menandatangani perjanjian kontak dengan PT Rexline Engineering Indonesia (REI) dalam rangka peningkatan kapasitas produksi di salah satu anak perusahaan SAMF PT Dupan Anugerah Lestari. SAMF memperkirakan kapasitas produksi akan mencapai 700k ton per tahun dari 600k ton. Sejalan dengan kapasitas produksi yang terus meningkat, laba bersih 9M21 sebesar Rp 95,26 miliar (+30,1% yoy).
SAMF menargetkan penjualan Rp 2,88 Triliun di Tahun 2022 ini. Di Semester I 2022, SAMF mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,45 Triliun naik 103% dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 711,88 Miliar. Hal ini didukung adanya peningkatan permintaan produk pupuk di perkebunan CPO serta kenaikan harga jual pupuk NPK dan juga membaiknya harga jual rata-rata CPO akibat dibukanya kembali kebijakan ekspor CPO yang membuat perusahaan perkebunan terus melakukan kegiatan pemupukan pada kebun sawitnya yang membuat kebutuhan serta permintaan pupuk industri ikut terkerek. Hingga Semester I 2022, SAMF meraih laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 140,64 Miliar naik 162,58% dibandingkan realisasi laba bersih di Semester I 2021 sebesar Rp 52,56 Miliar.
Di tahun 2022, SAMF menyediakan capex sebesar Rp 165 miliar dan telah merealisasikan 50% dari anggaran 2022 yang digunakan untuk investasi perluasan lahan pabrik serta penambahan mesin produksi di pabrik Surabaya.
SAMF akan menambah kapasitas produksi di Semester II 2022 menjadi 700.000 ton per tahun dari sebelumnya 600.000 ton per tahun. Potensi pasar pupuk nasional non-subsidi sekitar 20 juta ton per tahun (pasar pupuk tunggal 9,05 juta ton, pasar pupuk majemuk 10,05 juta ton). Pasar pupuk majemuk 10,05 juta ton belum bisa dipenuhi oleh produsen pupuk dalam negeri sehingga sampai saat ini Indonesia masih melakukan impor pupuk dari China dan Malaysia. Melihat adanya potensi yang besar dengan jumlah 10,05 juta ton, SAMF baru bisa memasok sesuai kapasitas produksi mereka yaitu 700.000 per tahun.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi / Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi / Trading dari Pembaca.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini: