ADMR

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menargetkan pengoperasian smelter aluminium secara bertahap mulai tahun 2025. ADMR memiliki Adaro MetCoal (memproduksi Coaking Coal) dan proyek aluminium smelter (dikerjakan PT Kalimantan Aluminium Industri – KAI), dimana proyek dengan kapasitas produksi tahap 1 sebesar 500.000 ton igot (batangan aluminium) dengan target beroperasi tahap 1 mulai Q3 2025. Proyek smelter aluminium ini dilakukan paralel dengan proyek pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Pada jangka panjang, smelter yang terletak di Kalimantan Industrial Park Indonesia, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara ini dapat menghasilkan 1 juta ton per tahun untuk pemgembangan tahap 2 dan 1,5 juta ton per tahun untuk pengembangan tahap 3.

Aluminium banyak digunakan oleh berbagai industri seperti otomotif, kemasan, konstruksi, baterai, alat pertahanan dan lain-lain.

Selain Aluminium, ADMR yang memproduksi Coaking Coal, dimana produknya sangat diminati oleh Korea Selatan, India, China, Jepang. Coaking coal ini dimasukkan ke Oven untuk menghasilkan Kokas, Kokas yang akan digunakan untuk blast furnace bersama bjih besi untuk menghasilkan besi baja.

ADMR meraih pendapatan USD 1,08 Miliar (setara Rp 16,76 Triliun, kurs Rp 15.439) di tahun 2023, naik 19,58% dibandingkan tahun 2022 USD 908,14 juta. Laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk USD 441,02 juta (setara Rp 6,80 Triliun), naik 32,75% dibandingkan periode tahun 2022 USD 332,21 juta.

ADMR via anak perusahannya telah mengoperasikan dua konsesi PKP2b yaitu PT Lahai Coal dan PT Maruwai Coal. Maruwai Coal merupakan satu-satunya konsesi yang menjalankan aktivitas produksi batubara kokas keras dari tambang Lampunut, sedangkan Lahai Coal sedang melakukan optimalisasi tambang.

ADMR juga memiliki kantung-kantung produksi batubara dari Juloi Coal, Kalteng Coal, Sumber Barito Coal, masing-masing dengan cadangan batubara 55,5 juta ton, 17,7 juta ton, dan 5,8 juta ton.

Disclaimer ON :