ADRO Spin off AAI

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) akan melakukan spin-off anak usahanya yaitu PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) yang mana AAI ini bergerak di bisnis batubara termal dan bisnis jasa logistik serta bisnis-bisnis pendukungnya via anak usahanya yang bergerak di bisnis pertanahan, air, investasi, dan ketenagalistrikan.

AAI memiliki saham di beberapa perusahaan pertambangan batubara yang memproduksi batubara berkalori menengah dengan kadar polutan rendah:

  1. PT Adaro Indonesia
  2. PT Paramitha Cipta Sarana
  3. PT Semesta Centramas
  4. PT Laskar Semesta Alam
  5. PT Mustika Indah Permai
  6. PT Pari Coal
  7. PT Ratah Coal

ADRO akan menjual 7.008.202.240 lembar saham AAI (99,99%) melalui skema Penawaran Umum oleh Pemegang Saham (PUPS) dimana nilai transaksi penjualan saham AAI akan mempertimbangkan hasil dari appraisal independen serendah-rendahnya USD 2,44 miliarĀ  dan setinggi-tingginya USD 2,62 miliar, artinya nilai tersebut sudah setara dengan 31,8% dari total ekuitas ADRO. PUPS akan dilaksanakan secara bersamaan dengan proses penawaran umum perdana saham AAI (PUPS barengan IPO AAI). Split off 7 miliar lembar saham AAI, kurs USD tanggal 18 October 2024 USD/IDR 15.462, harga per saham AAI USD 0,35 x 15.462 = Rp 5.411.

Cara Hitung:

Jumlah Lembar Saham AAI = 7.008.202.240

Estimasi Nilai Transaksi penjualan saham AAI terendah = USD 2,44 miliar

Estimasi Nilai Transaksi penjualan saham AAI tertinggi = USD 2,62 miliar

Asumsi Kurs USD/IDR as per 18 Oct 2024 15.462

Estimasi harga per saham terendah AAI = USD 2,44 miliar : 7.008.202.240 = USD 0,35 x 15.462 = Rp 5.411,7 (terendah)

Estimasi harga per saham tertinggi AAI = USD 2,62 miliar : 7.008.202.240 = USD 0,37 x 15.462 = Rp 5.720,94 (tertinggi)

Berdasarkan Laporan Keuangan ADRO hingga 30 Juni 2024, Pendapatan AAI sebesar USD 2,65 miliar, setara dengan 89,4% dari total pendapatan ADRO, sedangkan laba bersih AAI sebesar USD 922,76 juta, setara dengan 104,8% dari total laba bersih ADRO sebesar USD 880,19 juta. Laba AAI yang sebesar USD 922,76 juta termasuk keutungan yang tidak berulang sebesar USD 322,94 juta (non recurring income), yang hanya terjadi satu kali dan bukan merupakan bagian dari regular earnings AAI yang artinya bisnis inti AAI berkontribusi atas 2/3 atau 68% dari laba yang dicatatkan ADRO. Total asset AAI sebesar USD 5,43 miliar setara 52,9% total asset ADRO USD 10,26 miliar.

Manfaat pagi pemegang saham ADRO:

Jika Spin off ini terlaksana, pemegang saham ADRO akan mendapatkan saham ADRO yang existing saat ini dan saham AAI. Investor berhak untuk berpartisipasi pada IPO AAI dan pada umumnya valuasi saham yang menggelar IPO akan di atas harga saat ini.

Membeli saham ADRO sebelum spin off dan ikut menebus saham AAI = mendapatkan kepemilikan saham AAI di harga yang lebih murah dan bisa dalam porsi lebih banyak.

Penjualan AAI ini akan ditawarkan dengan mekanisme Volume Weighted Average Price (VWAP) = Harga rata-rata tertimbang setelah penutupan perdagangan, dimana sistem ini membuat harga lebih stabil dibandingkan fluktuasi yang ada di pasar regular. Dari segi biaya juga lebih efisien karena hanya dikenakan pajak 0,1% dibandingkan melakukan unlock value seperti IPO yang harus membayar komisi broker 0,15%-0,25%, PPN 11% dari komisi dan levy 0,043%. Belum lagi jika terjadi oversubscribed di IPO, belum tentu bisa mendapatkan jumlah lot saham yang ditawarkan.

Dampak bagi ADRO

Ada risiko kinerja ADRO akan melambat di masa depan karena laba berkurang drastis setelah melepas AAI. Bagi pemegang saham ADRO nantinya jika tidak menebus AAI => risiko kehilangan kesempatan dari aset yang paling menguntungkan dan dilusi kepemilikan di ADRO dan potensi dividen yang didapatkan juga bisa berkurang.

Tujuan ADRO melakukan Spin-off, agar ADRO lebih ke green company dan lebih memudahkan mendapatkan pendanaan. ADRO ingin memiliki sekitar 50% dari total pendapatan berasal dari bisnis non batubara termal paling lambat tahun 2030.

ADRO akan alih fokus ke bisnis EBT, ADRO memiliki investasi di pertambangan batubara Metalurgi via PT Adaro Minerals Indonesia TBK (ADMR). ADRO memegang 83,839% saham ADMR as per 30 Sep 2024. Batubara metalurgi digunakan dalam industri baja.

ADRO banyak melakukan ekspor ke Korea sebanyak USD 225,47 juta per akhir Maret 2024.

Hingga Q3 2024, ADRO membukukan pendapatan yang turun 10,64% dari USD 4,98 miliar menjadi USD 4,45 miliar. ADRO meraih laba bersih USD 1,18 miliar, turun 2,47% yoy

ADRO merubah namanya menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk, hal ini diputuskan pada RUPSLB 18 November 2024.

 

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Sahamdaily, bisa klik link dibawah ini:

Join Membership

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *