Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Pulau Bintan, Riau seluas 2300 hektar yang merupakan pusat produksi Alumina di Indonesia, Alumina sendiri merupakan produk olahan dari Smelter Bauksit, dimana Alumina ini merupakan bahan baku yang bisa diolah menjadi Aluminium untuk digunakan sebagai bahan baku konstruksi bangunan, peralatan mesin dan transportasi, kelistrikan, kemasan barang tahan lama.
PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) membangun refinery alumina kapasitas 1 juta ton / tahun di KEK Galang Batang.
Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah yang dilaksanakan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BOAI) yang merupakan anak usaha dari MIND ID (Inalum 60%) dan ANTM (40%), yang mana konsorsium pengerjaan EPC Proyek SGA yaitu konsorsium PTPP (25%) dan Perusahaan China, Shenyang Aluminium & Magnesium Engineering & Research Institute Co Ltd (SAMI) yang berada di bawah Aluminium Corporation of China (Chinalco) dengan komposisi 75%.
Penggunaan Aluminium
Mobil listrik (EV) umumnya terdiri dari 30% Aluminium.
1 ton Aluminium untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin
4 juta ton Aluminium dibutuhkan untuk Teknologi PLTS di 2040
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi / Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi / Trading dari Pembaca.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini: