BRIS Updated

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) lahir pada 01 Februari 2021, hasil merger dari  PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah.
Hingga tahun 2023, BRIS memiliki 10 Kantor Wilayah, 153 Kantor Cabang, 1 Kantor Cabang Luar Negeri, 886 Kantor Cabang Pembantu, 60 KCP Mobile, 91 Kantor Fungsional, 20 Kantor Layanan Priority, 765 Layanan Gadai, 2.571 ATM.
BRIS masih mencari investor strategis dari negara Timur Tengah. Adanya minat investor asal Arab Saudi untuk menguasai 15-20% saham BRIS.
Jadi kalo ada investor strategis dari Timur Tengah yg masuk ke BRIS, maka yg dibeli itu saham BRIS yang dipegang oleh BBRI dan BBNI
BBNI pegang 23,24% saham BRIS,
BBRI pegang 15,38% saham BRIS
Kementerian BUMN menargetkan divestasi saham BRIS akan selesai sebelum pergantian presiden pada October 2024.
BRIS mengupayakan agar dapat membuka kantor cabang di Arab Saudi di tahun 2024, sampai saat ini BRIS masih mengajukan perizinan kepada otoritas Arab Saudi yaitu Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA). BRIS mengincar pembukaan kantor cabang di wilayah Jedah, Mekah dan Madinah. Hal ini mengingat setiap tahunnya Indonesia mengirimkan jemaah haji sekitar 220.000 orang dan lebih dari 1 juta jemaah yang melakukan umroh, dengan potensi dana hampir Rp 90 Triliun – Rp 100 Triliun. Langkah ini diambil sejalan dengan masuknya BRIS dalam Top Global Islamic Bank berdasarkan Market Cap dimana BRIS berada di posisi ke-10 sebagai Bank Syariah dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia (bloomberg, 13 Maret 2024).
BRIS juga mendorong peningkatan ekosistem halal melalui penguatan potensi UMKM dengan menargetkan transaksi pembayaran sertifikasi halal menggunakan BRIS mencapai 80% di tahun 2024, untuk itu BRIS mengandeng 59 Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H) untuk memberikan literasi pentingnya sadar halal kepada pengusaha UMKM.
2023:
17 Agustus 2023, BRIS berhasil meningkatkan status Representative Office di Dubai, Uni Emirat Arab, menjadi Full Branch. 
Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai Mudharib, 2023 = Rp 22.251.743.000.000, 2022 = Rp 19.622.865.000.000, 2021 = Rp 17.808.432.000.000, naik 13,40% dibandingkan tahun 2022 Rp 19,62 Triliun
Laba bersih, 2023 = Rp 5.703.743.000.000, 2022 = Rp 4.260.182.000.000, 2021 = Rp 3.028.205.000.000, naik 33,8% dibandingkan laba tahun 2022 Rp 4,26 Triliun.
Non Performing Financing (NPF) Net, 2023 =0,55%, 2022= 0,57%, 2021 =0,87%
BRIS mengurangi dana mahal dengan tetap menjaga likuiditas bank agar tetap sehat dan sesuai dengan ketentuan regulator. BRIS meningkatkan DPK melalui akuisisi payroll, peningkatan tabungan bisnis, tabungan wadiah dan tabungan haji serta akuisisi Islamic Ecosystem termasuk peningkatan digital banking.
2024:
BRIS mencetak laba bersih Rp 1,71 Triliun di Q1 2024, naik 17,07% dibandingkan periode sebelumnya Rp 1,46 Triliun YoY. Kinerja cemerlang ini didukung Pendapatan setelah distribusi bagi hasil naik 2,01% menjadi Rp 4,38 Triliun dari sebelumnya Rp 4,29 Triliun. Pendapatan dari penyaluran dana naik 12,26% mencapai Rp 6,31 Triliun dibanding periode sebelumnya Rp 5,62 Triliun. Pendapatan berbasis komisi naik 2,32% menjadi Rp 427,74 miliar dari Rp 418,04 miliar. Pendapatan lainnya naik 12,64% menjadi Rp 314,51 miliar.

Jika Anda ingin bergabung Menjadi VIP Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:

Join Membership

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *