PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang didirikan pada 09 September 2011 listed di BEI pada 06 Agustus 2021 dengan meraih dana IPO sebesar Rp 21,9 Triliun, telah berkembang sebagai perusahaan All-commerce yang menghadirkan teknologi hingga solusi keuangan ke pasar yang lebih luas, dengan ekosistemnya yang kini berkembang dari platform marketplace dan online-to-offline (O2O) menjadi solusi pelapak, game, e-groceries, keuangan dan peluang investasi. Platform O2O Bukalapak dikenal karena inovasinya dalam memadukan e-commerce dengan ritel untuk memberdayakan UMKM menggunakan alat dan kemampuan digital. BUKA berkomitmen untuk mengubah warung menjadi usaha yang kompetitif di era digital. Mitra Bukalapak telah berada digaris depan dalam merevolusi cara berdagang di Indonesia selama lebih dari 6 tahun, dimana platform O2O dirancang khusus untuk UMKM Indonesia, dimana Mitra Bukalapak membantu UMKM untuk menawarkan berbagai macam produk dari barang fisik hingga layanan digital seperti pulsa telepon dan token listrik. Mitra Bukalapak memungkinkan warung-warung untuk mengakses pilihan produk yang lebih luas, lebih unggul, dan lebih banyak, melampaui fast-moving consumer goods (FMCG) tradisional dengan mencakup produk virtual dan layanan keuangan. Di sektor Gaming, melalui platform Itemku dan Lapakgaming, BUKA berhasil meningkatkan pertumbuhan segmen game, yang berujung pada peningkatan pendapatan marketplace sebesar 49% yoy di Tahun 2023 mencapai Rp 2.382 miliar. Take rate disegmen marketplace naik 74 basis poin, mencapai 2,7% di tahun 2023, meningkat 2% di tahun 2022.
Jadi Produk dan layanan yang disediakan oleh BUKA yaitu Online marketplace untuk UMKM, Mitra Bukalapak, menyediakan Produk-produk fisik, Produk-produk Virtual, Layanan Keuangan, Logistik, Layanan pengadaan untuk Korporasi, Brand Aggregator, Wedding one stop solution, Layanan edukasi dan informasi penjualan, perangkat lunak berbasis layanan.
BUKA melalui anak perusahaan langsung dan tidak langsung juga menjalankan kegiatan usaha di Singapura, Filipina, Australia dan Korea Selatan.
Group Bukalapak
- PT Buka Mitra Indonesia, bergerak dibidang informasi, komunikasi dan platform digital bidang perdagangan dan jasa
- PT Buka Usaha Indonesia,bergerak dibidang jasa pengurusan transportasi
- PT Buka Investasi Digital, bergerak dibidang portal web/platform digital dengan tujuan komersial dan aktivitas perusahaan holding
- PT Buka Pengadaan Indonesia, bergerak dibidang aktivitas perusahaan holding
- Bukalapak Pte Ltd, di Singapura, bergerak dibidang Konsultan teknologi informasi (kecuali cybersecurity)
- Buka Korea Co Ltd, di Korea Selatan, bisnis e-commerce, bisnis ilmu pengetahuan dan teknologi, operasi perusahaan holding, aktivitas konsultasi manajemen
- Buka Australia Pty Ltd, di Australia, ritel non toko
- PT Buka Mitra Properti, bergerak dibidang informasi dan komunikasi, portal web dan/atau platform digital dengan tujuan komersial
- MOFA Alpha Ltd, di Kepulauan Virgin Britania Raya, perusahaan pembiayaan
- MOCA Ministry of Collection of Awesome Companies Pte Ltd, di Singapura, Jasa Konsultasi manajemen
- Midas Labs Technology Ltd, di Kepulauan Virgin Britania Raya, Platform terkait dengan virtual atau aset digital
- PT Multi Solusi Finansial, bergerak dibidang aktivitas perusahaan holding
Pemegang saham BUKA as per 31 Aug 2024:
24,6200% PT Kreatif Media Karya
13,0430% API (Hongkong Investment Limited)
9,4430% Archipelago Investment Pte Ltd
1,3950% Willix Halim
0,7493% RD Adi Wardhana Sariaatmadja
0,1540% Teddy Nuryanto Oetomo
0,0303% Natalia Firmansyah
0,0163% Victor Putra Lesmana
50,5170% Masyarakat – Non Warkat
0,0320% Masyarakat -Warkat
2023:
Adjusted EBITDA naik 63% yoy
Take rate naik 2,70%
Margin Kontribusi naik 1.640% yoy mencapai Rp 532 miliar
Pendapatan Bersih, 2023 = 4.438.269.000.000, 2022 = Rp 3.618.366.000.000, 2021 = Rp 1.869.122.000.000, Pendapatan mencapai Rp 4.438 Miliar, naik 23% yoy
Laba (Rugi) Tahun berjalan, 2023 = Rugi Rp 1.377.544.000.000, 2022 = Rp 1.977.594.000.000, 2021 = Rugi Rp 1.675.744.000.000
EBITDA yang disesuaikan, 2023 = Rugi 474.728.000.000, 2022 = Rugi Rp 1.293.821.000.000, 2021 = Rugi Rp 1.410.627.000.000
May 2023:
Bmoney, aplikasi investasi yang dikelola oleh PT Buka Investasi Bersama (BIB) sebagai salah satu anak usaha BUKA meluncurkan fitur jual beli saham yang berkolaborasi dengan CGS-CIMB Sekuritas Indonesia.
Juni 2023:
BukaTabungan mencapai lebih dari 200.000 nasabah
2024:
BUKA via segmen Mitra Bukalapak fokus menyediakan layanan keuangan bagi Mitra Bukalapak, Mitra Bukalapak juga berencana untuk mengubah cara distribusi produk FMCG dengan mengembangkan model Pusat Distribusi Terpadu (IDC) yang akan meningkatkan efisiensi rantai pasokan dan mengoptimalkan distribusi
BukaPengadaan via platform e-procurement Bukalapak melayani sektor B2B, B2G sehingga memungkinkan UMKM untuk menjual langsung ke Korporasi dan entitas Pemerintah. BukaPengadaan berkolaborasi dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
BUKA membidik pendapatan mencapai Rp 5,1 Triliun di Tahun 2024 dengan EBITDA yang disesuaikan melebihi Rp 200 Miliar.
Q1 2024, BUKA meraih pendapatan senilai Rp 1,16 Triliun, naik 16% yoy dari Rp 1 Triliun. Di Segmen Marketplace, BUKA mencatat pendapatan naik 3,31% yoy menjadi Rp 530,32 miliar dari Q1 2023 Rp 513,79 miliar. Di segmen Mitra Bukalapak (O2O) BUKA mencatat pendapatan naik 31,81% yoy menjadi Rp 638,46 miliar dari Q1 2023 Rp 484,45 miliar. BUKA meraih keuntungan berbasis EBITDA yang disesuaikan per kuartal di Q1 2024 karena take rate yang terus meningkat terutama di segmen O2O. Laba inti Rp 185 miliar, meningkat dari Q4 2023 Rp 116 miliar. Laba inti termasuk pendapatan bunga namun tidak termasuk pergerakan harga saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) dimana BUKA memiliki 11,5% saham di BBHI. Rugi bersih BUKA turun 95,83% yoy menjadi Rp 41,96 miliar di Q1 2024.
Kinerja BUKA di Semester I 2024:
BUKA membukukan pendapatan Rp 2,41 Triliun, naik 10,61% dibandingkan Semester I 2023 Rp 2,18 Triliun. Rugi bersih naik 93,16% menjadi Rp 751 Miliar di Semester I 2024, padahal di Semester I 2023 Rugi bersih BUKA Rp 389,2 miliar.
Pada tanggal 30 September 2024, Teddy Nuryanto Oetomo mengundurkan diri dari posisi Direkur di BUKA. Setelah pengunduran diri Teddy, susunan direksi BUKA menjadi Willix Halim sebagai Direktur Utama, Natalia Firmansyah sebagai Direktur dan Victor Putra Lesmana sebagai Direktur.
Adanya rumor yang berhembus dimana BUKA menjadi target akuisisi dari Temu (yang dimiliki oleh Pindoduo / PDD Holdings asal China).
Dari sisi Pemerintah sudah ada persyaratan yang mengatur untuk menjadi Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) sesuai yang tertuang pada Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 31/2023 Tetang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik.
TEMU bisa masuk ke Indonesia dengan dua cara:
- Kolaborasi dengan Platform Lokal
- Membentuk Badan Usaha Sendiri di Indonesia
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Sahamdaily, bisa klik link dibawah ini:
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com