CNMA

PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) a.k.a Bioskop dengan Brand Cinema XXI dan juga the Premier dan IMAX ini akan melakukan IPO (Initial Public Offering) dengan jadual periode Book Building Tanggal 10-14 Juli 2023. CNMA melepas 8,33 Miliar saham atau setara 10% sahamnya ke publik dengan harga kisaran Rp 270- 288 per lembar  dengan potensi raihan dana IPO dikisaran Rp 2,2 Triliun – 2,4 Triliun dengan nilai Market Capital dikisaran Rp 22,5 Triliun – 24 Triliun.

CNMA akan melaksanakan program saham untuk karyawan (Employee Stock Allocation – ESA) sebesar-besarnya 0,23% setara dengan 11,11 juta saham CNMA dan juga akan melakukan private placement dengan melepas sebanyak 10% saham kepada dua investor strategis yaitu PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) sebesar 8% dan PT Adi Pratama Nusantara (APN) sekitar 2%.

CNMA juga berencana membagi dividen sebesar 35% pada tahun 2024, dimana kebijakan dividen ini mulai berlaku untuk laba bersih Perseroan setelah Pajak untuk tahun Buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023 yang akan dibagikan di Tahun 2024.

Susunan Pemegang Saham CNMA sebelum IPO :

71,99 % PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) yaitu Benny Suherman 50%, Cisca Widjaja 10%, Suryo Suherman 10%, Melia Suherman 10%, Arif Suherman 10%, Hans Gunadi 5% dan Dody Suhartono 5%.

18 % PT Adi Pratama Nusantara (APN) yaitu Harris Lasmana 50%, Lakshmi Harris Lasmana 30%, Sacheen Harrs Lasmana 20%

0,01 % Salween Investment Private Limited (SIP), setelah IPO, ESA dan Private Placement, susunan pemegang saham akan menjadi:

63,99% HJB

16% APN

0,01% SIP

0,01% ESA

19,99% Masyarakat

Berdasarkan Prospektus yang ada,  pada tanggal 5 Desember 2016 CNMA menandatangani perjanjian kerjasama strategis dengan Government of Singapore Investment Corporation (GIC) senilai USD 265 juta yang ada call optionnya, saat itu GIC melalui Salween Investment Pte Ltd dimana Salween merupakan kendaraan investasi  dari GIC yang mana Opsi tersebut akan berlaku pada tanggal listing  yaitu 2 Agustus 2023.  Jadi PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) selaku pemegang saham terbesar CNMA akan memberikan hak opsi ke Salween untuk membeli 15 miliar saham CNMA, hal senada juga akan dilakukan oleh PT Adi Pratama Nusantara (APN) akan memberikan hak opsi kepada Salween untuk membeli 3,75 miliar saham CMNA. Artinya akan ada suntikan dana yang cukup besar dikarenakan harga pelaksanaan opsinya sama dengan harga final IPO dari CMNA. Jika Salween mengambil semua opsi tersebut maka Salween akan memiliki 22,51% saham CNMA  senilai Rp 5-5,4 Triliun, tidak itu saja CNMA juga akan meraih dana IPO dengan kisaran Rp 2.2-2,4 Triliun.

Karena adanya Call Option Agreement antara HJB dan APN dengan SIP, jika opsi ini terjadi maka pemegang saham CNMA nantinya akan menjadi:

45,99% HJB

22,51% SIP

11,5% APN

0,01% ESA

19,99% Masyarakat.

Penggunaan dana IPO:

65% untuk ekspansi bioskop Cinema XXI khususnya di daerah tingkat II, dengan target penambahan bioskop 10% per tahun hingga tahun 2027. Diharapkan di tahun 2023 Cinema XXI mampu menambah 22 bioskop. Penambahan layar rencananya akan dilakukan di 37 kota yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kepulauan Riau, Bali, Kalimantan, Sulawesi.

20% untuk bayar sebagian utang ke BRI dengan total pokok pinjaman Rp 1,39 Triliun per 12 Mei 2023, dengan pembayaran utang lebih awal ini diharapkan saldo kewajiban menyusut menjadi Rp 917,10 Miliar. 

15% untuk modal kerja

Model bisnis Cinema XXI berupa kontrak bagi hasil 50:50 dengan produser film (sebelum pajak) kemudian memutar film-film dari produser di bioskop Cinema XXI. Pendapatan harian rata-rata per bioskop Rp 32,8 juta di tahun 2022. Selain bisnis pemutaran film, Cinema XXI juga didukung oleh bisnis F&B (Food & Beverage) seperti XXI Cafe, The Premier Cafe, XXI lounge, XXI Cafe Box yang mencapai Rp 1,4 Triliun di Tahun 2022. Tahun 2022 Pendapatan Cinema XXI mencapai Rp 4,4 Triliun dari Penjualan Tiket Rp 2,70 Triliun, F&B Rp 1,43 Triliun, Digital Platform seperti m.tix dan tix.id  Rp 116,84 Miliar serta acara dan pendapatan lain Rp 21,8 Miliar dengan margin laba kotor dikisaran 59-60%.

Kinerja keuangan CNMA di Q1 2023, pendapatan mencapai Rp 883,25 Miliar dengan beban biaya  Rp 866 Miliar+ beban keuangan neto Rp 31,92 Miliar = Rp 897,92 Miliar sehingga CNMA mengalami kerugian Rp 25,58 Miliar di Q1 2023.

Kompetitor CNMA adalah :

BLTZ (PT Graha Layar Prima Tbk) dengan brand CGV yang sudah listed di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2014. Dimana CGV memiliki 71 Bioskop dengan 408 layar bioskop CGV.

RAAM (PT Tripar Multivision Plus Tbk) juga memiliki 11 bioskop (PT Platinum Sinema) dengan 36 layar bioskop dengan brand Platinum Cineplex yang ada di Lahat, Baturaja, Sidoarjo, Solo, Magelang,Palopo, Bitung, Kolaka, Ambon, Majenang dan Kebumen. Di Tahun 2024, RAAM berencana menambah bioskop di Kota Garut, Padang Sidempuan, Bondowoso, Demak dan Pangkalan Bun.

Bioskop Cinepolis (PT Cinemaxx Global Pasifik) memiliki 60 bioskop dengan layar 289 layar dimana lokasi bioskop Cinepolis berada di mall-mall milik Lippo Group.

Bioskop FLIX (Agung Sedayu Ritel Indonesia) yang merupakan bagian dari Grup Agung Sedayu memiliki  4 bioskop FLIX dengan total 25 layar yang berlokasi di Jakarta

CNMA memiliki bioskop Cinema XXI sebanyak 226 bioskop dengan jumlah layar sebanyak 1.216 layar yang tersebar di 55 kota dengan pendapatan rata-rata per tiket Rp 44.258.

Saingan Bioskop tentu saja layanan OTT (Over The Top) seperti Netflix, Viu, Vidio, Disney+, iQyi, WeTV,HBO Go, Prime Video dan lain-lain. Tapi tentu saja menonton di Bioskop jauh lebih menyenangkan dibandingkan dengan Nonton di OTT.

Jadual Penawaran Umum diperkirakan tanggal 27-31 Juli 2023 dan bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek yaitu JP Morgan Sekuritas Indonesia, Mandiri Sekuritas, Indo Premier Sekuritas dan UBS Sekuritas Indonesia.