CPO Updated

Pemerintah menurunkan tarif pungutan ekspor produk kelapa sawit melalui Peraturan Menteri Keuangan No 62 Tahun 2024 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Peraturan terabru ini menyederhanakan kategorisasi pungutan ekspor minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) menjadi tarif tunggal 7,5% dari harga referensi CPO yang dirilis Kementerian Perdagangan. Hal ini tentu berbeda dari peraturan sebelumnya yang menggunakan tarif progresif sesuai golongan harga CPO. Dengan adanya aturan ini akan berdampak dengan turunnya biaya operasional yang ditanggung Eksportir CPO hingga mencapai 3,2%.

Efek La Nina terhadap CPO

La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan umumnya berkisar 20%-40% lebih tinggi dibandingkan curah hujan saat tahun netral. La Nina akan mempengaruhi proses pengangkutan panen tandan buah segar (TBS). Emiten-emiten CPO harus menyiapkan antisipasi untuk menghadapi La Nina, salah satu caranya melalui Water Management System untuk mengantisipasi banjir ketika curah hujan naik.

La Nina sedikit menakan Oil Extraction Rate (OER= % minyak sawit yang didapatkan dari proses pengolahan TBS menjadi Minyak Sawit Mentah /CPO) CPO akibat proses polinasi (penyerbukan yang terganggu).

Adanya kemungkinan Pemerintahan Prabowo untuk mendorong penerapan program bauran Solar dengan bahan bakar nabati berbasis minyak kelapa sawit hingga 50% atau B50, harus disikapi dengan hati-hati. Dengan penerapan B40 saja  kondisi ekspor CPO turun sekitar 2 juta ton. Jika dilaksanakan B50 , ekpsor CPO berpotensi turun hingga 6 juta ton.

Salah satu permasalahan di CPO adalah minimnya luasan lahan peremajaan sawit (replanting) dalam program PSR (Peremajaan Sawit Rakyat).

Di Era Jokowi, diluncurkan program PSR pada Oktober 2017, dimana program PSR telah menyentuh 142.078 pekebun sawit rakyat hingga 2023 dengan dana yang tersalurkan mencapai Rp 9,11 Triliun dan total area PSR seluas 326.678 hektar. Dengan luasan tersebut, rata-rata PSRbaru menyentuh 54.446 hektar per tahun.

Kebutuhan B50 mencapai 11,5 juta ton minyak sawit, bahkan bisa menyentuh 22 juta ton jika Pemerintah menargetkan hingga B60, ujar Eddy Martono selaku Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)

Menurut Data BPS, ekspor CPO dan turunannya pada September 2024 hanya sebanyak 1,49 juta ton, turun dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 1,97 juta ton. Pada September 2024, harga CPO dan turunnannya di pasar global mengalami peningkatan menjadi USD 932,05 per ton dari bulan sebelumnya USD 898,90 per ton.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan program biodiesel B50 terealisasi pada 2026 setelah diawali biodiesel B40 pada awal 2025.  Andi menyebutkan untuk produksi Biodiesel B50 hanya memerlukan CPO sekitar 5,3 juta ton.

Kebutuhan CPO untk domestik di sektor pangan sebanyak 10,39 juta ton per tahun dan industri oleokimia sebanyak 2,27 juta ton per tahun. Total Produksi CPO mencapai 48 juta ton per 2023.

Ketika B50 diterapkan maka bisa mengurangi suplai CPO yang diperdagangkan dan akan mengerek harga komoditas CPO.

Lima Negara Tujuan Ekspor CPO Indonesia di Tahun 2023:

  1. India 5.406,9 Ribu ton
  2. China 5.440,9 Ribu ton
  3. Pakistan 2.513,6 Ribu ton
  4. Amerika Serikat 1.984,6 Ribu ton
  5. Belanda 392,8 Ribu Ton

Volume Ekspor Minyak Sawit Indonesia di Tahun 2023:

  1. Olahan CPO 22.736 Ribu Ton
  2. Oleokimia 4.638 Ribu Ton
  3. CPO 3.262 Ribu Ton
  4. Olahan CPKO 1.242 Ribu Ton
  5. Biodiesel 308 Ribu Ton
  6. CPKO 39 Ribu Ton

Total Ekspor di 2023 = 32.215 Ribu Ton; 2022 = 33.928 Ribu Ton; 2021 = 33.674 Ribu Ton; 2020= 34.007 Ribu Ton; 2019 = 37.430 Ribu Ton; 2018= 36.333 Ribu Ton

Nilai Ekspor di 2023 = USD 25,07 miliar; 2022 = USD 30,8 miliar; 2021= USD 30,32 miliar; 2020 = USD 22,97 miliar; 2019 = USD 21,86 miliar; 2018 = USD 22,31 miliar

Pungutan Ekspor di 2023 = Rp 32.290 miliar; 2022 = Rp 34.594 miliar; 2021 = Rp 71.643 miliar; 2020 = Rp 20.277 miliar; 2019= Rp 0; 2018 = Rp 14.414 miliar.

 

Negara Produsen CPO 2023/2024

  1. Indonesia 47 juta ton
  2. Malaysia 19,25 juta ton
  3. Thailand 3,28 juta ton
  4. Kolombia 1,9 juta ton
  5. Nigeria 1,5 juta ton
  6. Guatemala 920.000 ton
  7. Papua New Guinea 820.000 ton
  8. Pantai Gading 600.000 ton
  9. Honduras 595.000 ton
  10. Brasil 585.000 ton, Sumber: USDA

 

Beberapa Emiten CPO:

AALI, CSRA, SGRO, SMAR, STAA, TAPG, TBLA, UNSP

 

 

Jika Anda ingin bergabung Menjadi VIP Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:

Join Membership

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *