Negara Produsen Emas Dunia
China: 2023 = 370 metrik ton; 2022 = 372 metrik ton
Australia: 2023 = 310 metrik ton; 2022 = 314 metrik ton
Rusia: 2023= 310 metrik ton; 2022 =310 metrik ton
Kanada: 2023= 200 metrik ton; 2022= 206 metrik ton
Amerika Serikat: 2023=170 metrik ton; 2022= 173 metrik ton
Kazakhstan: 2023 = 130 metrik ton; 2022= 115 metrik ton
Meksiko: 2023= 120 metrik ton; 2022=120 metrik ton
Indonesia: 2023= 110 metrik ton; 2022= 105 metrik ton
Cadangan Emas Bank Sentra Dunia Q2 2024:
China: total cadangan 3.454.961,52; cadangan emas = 2.264,32 ton; cadangan emas = USD 169.689,52 juta
Jepang: total cadangan 1.231.913,62; cadangan emas=845,97 ton; cadangan emas = USD 63.397,87 juta
Amerika Serikat: total cadangan 841.826,99; cadangan emas= 8.133,46 ton; cadangan emas = USD 609.527,85 juta
India: total cadangan 658.476,20; cadangan emas=840,76 ton; cadangan emas= USD 63.007,20 juta
Federasi Rusia: total cadangan 594.006,46; cadangan emas= 2.335,85 ton; cadangan emas= USD 175.050,59 juta
Jerman: total cadangan 351.473,58; cadangan emas=3.351,53 ton; cadangan emas= USD 251.166,13 juta
Italia: total cadangan 268.901,13; cadangan emas=2.451,84 ton; cadangan emas=USD 183.742,52 juta
Perancis: total cadangan 260.952,15; cadangan emas=2.436,97 ton; cadangan emas=USD 182.628,35 juta
Beberapa Bank Sentral yang membeli emas dalam jumlah besar pada tahun 2022 dan 2023
- People’s Bank of China (Bank Sentral China) aktif menambah cadangan emasnya beberapa tahun terakhir
- Bank of Rusia (Bank Sentral Rusia) aktif menambah emas untuk mengurangi ketergantungan pada USD
- Central Bank of the Republic of Turkey (Bank Sentral Turki)
- Reserve Bank of India (Bank Sentral India) aktif menambah emas untuk diversifikasi aset
- National Bank of Kazakhstan (Bank Sentral Kazakhstan)
Berdasarkan data dari World Gold Council, cadangan emas global naik 33 ton per April 2024. Delapan bank sentral meningkatkan cadangan emas lebih dari 1 ton pada April 2024. Bank Sentral Turki menjadi pembeli terbesar dengan meningkatkan cadangan resminya sebesar 8 ton. Dengan 11 bulan berturut-turut membeli, pembelian bersih tahunannya mencapai 38 ton sehingga total cadangan emasnya menjadi 578 ton. Bank Nasional Kazakhstan dan Bank Cadangan India masing-masing membeli 6 ton, Bank Nasional Polandia 5 ton, Otoritas Moneter Singapura 4 ton, Bank Sentral Rusia 3 ton dan Bank Nasional Ceko 2 ton.
China sendiri melakukan pembelian emas pada Bulan Feb 2o24 = 12,13 ton, Maret 2024 = 4,98 ton, April 2024 =1,87 ton. China menjadi salah satu bank sentral yang paling agresif terus membeli emas sejak November 2022 atau selama 18 bulan beruntun hingga April 2024 dengan total pembelian 316 ton emas. Konsumen China juga membeli emas berupa koin emas, emas batangan dan perhiasan emas, hal ini dilakukan setelah investasi mereka di bidang real estate, mata uang yuan, nilai pasar saham terkoreksi karena krisis perekonomian terutama di sektor Property.
Emas dipandang sebagai tempat lindung nilai (safe heaven) yang paling aman ketika terjadi gejolak dan krisis, contoh covid-19, perang Rusia-Ukraina, perang Iran-Israel. Fungsi emas: sebagai jaminan pembayaran surat berharga, pedagangan dan uang kertas, menjaga stabilitas mata uang suatu negara, emas nilainya cenderung stabil.
Ketika invasi Rusia ke Ukraina pada Feb 2022, USA dan Eropa menjatuhkan beberapa sangsi ke Moskow termasuk membekukan cadangan devisa bank sentral Rusia, bank-bank Rusia juga dikeluarkan dalam sistem pembayaran SWIFT (untuk transfer uang internasional), hal ini menjadi pembelajaran bagi bank-bank sentral dunia, sehingga mulai mengurangi cadangan devisa dalam bentuk USD dan menambah porsi emas sebagai cadangan devisa. China meluncurkan alternatif untuk SWIFT yaitu CIPS (Cross-Border Interbank Payment System), India jugapunya SFMS (Structured Financial Messaging System), seperti halnya Rusia memiliki SPFS dan Brazil memiliki Pix.
Di sisi lain China sangat bergantung pada USD untuk berdagang dengan negara-negara lain di dunia, mengingat lebih dari separuh perdagangan dunia menggunakan USD. Untuk itu, China melakukan diversifikasi, membentuk kelompok BRICS (Brazil, Russia, India, China dan South Africa) dengan melakukan penggunaan mata uang alternatif dalam perekonomiannya dan dalam komposisi cadangan devisa bank sentralnya. Saat ini BRICS terdiri dari Brazil, Russia, India, China, South Africa, Iran, Mesir, Etiopia dan Uni Emirat Arab. Awalnya BRICS dibentuk untuk peluang investasi namun organisasi ini berkembang menjadi sebuah blok Geopolitik. Negara-negara pendiri BRICS merupakan anggota G-20 yaitu Brazil, Rusia, India, China, Afrika Selatan dengan PDB nominal gabungan sebesar USD 28 Triliun (sekitar 27% dari Produk Dunia Bruto. Negara-negara BRICS dianggap sebagai pesaing geopolitik terdepan bagi Blok G-7. BRICS mebentuk Lembaga Keuangan di Tahun 2014 dengan nama New Development Bank senilai USD 100 miliar dan cadangan mata uang senilai lebih dari USD 100 miliar, dimana New Development Bank bertujuan untuk menyediakan pendanaan bagi pasar negara berkembang untuk membantu proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan. BRICS juga dikabarkan akan meluncurkan mata yang sendiri.
PBOC
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Sahamdaily, bisa klik link dibawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com