Kinerja Emiten Sektor Barang Konsumsi (FMCG– Fast Moving Consumer Goods) selama 9 bulan di Tahun 2022
HMSP (HM sampoerna Tbk) mencetak pertumbuhan penjualan +15% year on year (yoy) menjadi Rp 83,4 Triliun, hal ini dipicu adanya kenaikan pada segmen SKM (Sigaret Kretek Mesin) +14,4% yoy dan SKT (Sigaret Kretek Tangan) +19,05% yoy. Dari sisi Laba bersih mengalami penurunan laba bersih -11.7% yoy menjadi Rp 4.9 Triliun disebabkan kenaikan yang lebih tinggi pada Beban Pokok Penjualan sebesar 18,6% yang utamanya dipicu oleh kenaikan beban pita cukai sebesar 23,9%.
MYOR (Mayora Indah Tbk) mencetak pertumbuhan pendapatan naik +11,8% yoy menjadi Rp 22,2 Triliun, dipicu pertumbuhan segmen makanan yg naik +17,7% yoy, segmen minuman naik +4% yoy. Laba bersih tumbuh +10,9% yoy menjadi Rp 1,1 Triliun
ROTI (Nippon Indosari Corpindo Tbk) dari sisi penjualan mengalami pertumbuhan +17,6% yoy menjadi Rp 2,9 Triliun, hal ini didukung penambahan kapasitas produksi dan perluasan jaringan distribusi. Dari sisi Laba bersih ROTI meraih peningkatan sebesar +25,4% yoy menjadi Rp 263 Miliar.
SIDO (Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk) mengalami penurunan penjualan -5,9% yoy menjadi Rp 2,6 Triliun disebabkan penurunan penjualan di segmen jamu herbal -6,3% dan segmen makanan dan minuman -6,3% yoy. Dari sisi Laba bersih mengalami penurunan -16,8% yoy menjadi Rp 720 miliar.
UNVR (Unilever Indonesia Tbk) dari sisi penjualan bersih mengalami pertumbuhan +5% yoy menjadi Rp 31,5 Triliun sedangkan dari sisi Laba bersih mengalami pertumbuhan +5,03% yoy menjadi Rp 4,6 Triliun
WIIM (Wismilak Inti Makmur Tbk) dari sisi penjualan mengalami kenaikan +38,8% yoy menjadi Rp 2,6 Triliun dengan kenaikan segmen SKM (Sigaret Kretek Mesin) +50,2%, sedangkan dari sisi Laba Bersih mengalami kenaikan +55,5% yoy menjadi Rp 169 Miliar.
Emiten-emiten konsumer yang tertekan di tahun 2020-2021 akibat pandemi Covid 19 mulai menunjukkan pertumbuhan kendati masih ada tekanan dari harga komoditas sehingga memaksa emiten-emiten tersebut menaikkan harga jual. Melihat data Indeks Keyakinan Konsumen yang terjaga di atas level 100, tepatnya 117,2 pada September 2022, Dimana indeks penjualan retails masih tumbuh +4,9% yoy di Agustus 2022.
Menghadapi tahun politik 2024, diestimasi kinerja Emiten-emiten FMCG di tahun 2023 berpotensi menguat menjelang Pemilu.
Terupdate Pemerintah mengumumkan Upah Minimum Naik maksimal 10% untuk Tahun 2023 berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 18 Tahun 2022 dimana masing-masing Gubernur diberi deadline untuk menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) paling lambat tanggal 28 November 2022, sedangkan deadline Upah Minimum Kota / Kabupaten (UMK) paling lambat tanggal 7 Desember 2022, dimana Upah Minimum terbaru akan berlaku pada 1 Januari 2023. Sedangkan Serikat Pekerja menuntut kenaikan Upah Minimum sebesar 25% dengan mendesak agar Pemerintah menggunakan aturan sebelum Undang Undang Cipta Kerja dengan minimum kenaikan upah sebesar 13% dengan pertimbangan Inflasi Makanan, Bahan Bakar dan Perumahan menjadi pertimbangan bagi kenaikan Upah Minimum sebesar dua digit. Sedangkan Inflasi sebesar 5,71% yoy pada Oktober 2022 dan Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada akhir tahun mencapai 6,11%.
Dengan adanya aturan Upah Minimum Naik maksimal 10% diharapkan bisa menjaga daya beli masyarakat.
Disclaimer ON :
Masing-masing Trader/ Investor bertanggung jawab atas Transaksi yang dilakukan, keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan Trader / Investor. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Trader / Investor.
Yuk download Aplikasi Sahamdaily di Playstore maupun di AppStore
Username dan Password : huruf kecil dan angka minimal 8 digit, misal Username: budiman9, Password: budi1234
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini: