PT Harum Energy Tbk (HRUM) di Q1 2022 mencetak laba bersih USD 62,8 juta naik 257% year on year dibandingkan periode sebelumnya USD 17,69 juta di Q1 2021, pendapatan HRUM dari segmen penjualan ekspor sebesar USD 149,3 juta, pendapatan sewa alat berat USD 966.491, jalan pengangkutan USD 933.568, pendapatan time, freight, voyage charter USD 891.248, total pendapatan HRUM di Q1 2022 USD 152,17 juta meningkat dibandingkan pendapatan di Q1 2021 USD 57,08 juta, hal ini karena kenaikan harga rata-rata penjualan batubara pada Q1 2022 sebesar 158,8% menjadi USD 168,4 per ton. Dari total penjualan tersebut ekpor ke Asia Timur mendominasi dengan nilai USD 117,35 juta, ekspor ke Eropa USD 10,83 juta, Asia Selatan USD 9,19 juta, penjualan ke lokal USD 14,78 juta.
Ekspor batubara HRUM mencatatkan nilai transaksi lebih dari 10% dari jumlah pendapatan bersih yaitu China Huaneng Group Fuel Co, Ltd sebesar USD 96,21 juta dan Equentia Natural Resources Pte Ltd sebesar USD 17,06 juta. HRUM juga mendapatkan laba yang berasal dari penyertaan modal di PT Infei Metal Industry (IMI) dam Nickel Mines Limited (NIC) sebesar USD 11,9 juta per Maret 2022.
Prospek ke depan, HRUM bisa memperoleh tambahan pendapatan dari penjualan Nickel Pig Iron (NPI) melalui PT Infei Metal Industry (IMI) sebesar USD 7,8 juta dan juga investasi 20% saham di PT Westrong Metal Industry (WMI-bidang smelter dengan teknologi rotary kiln electric furnace) sebesar USD 75 juta akan menjadi katalis di kemudian hari. Pembangunan smelter WMI dimulai tahun ini di kawasan Industri Weda Bay di Halmahera Tengah. Apabila smelter NPI beroperasi di 2024 dimana Smelter NPI di 4 jalur RKEF Teluk Weda dengan target produksi 44.000 ton hingga 56.000 ton per tahun nikel dalam bentuk Feronikel atau nickel pig iron yang dapat menggenjot kinerja HRUM dalam 2 tahun ke depan.
Terkait ekspansi, HRUM sejak semester II di tahun 2020 telah melakukan ekspansi ke bisnis Nikel dengan melakukan pembelian 4,7% saham Nickel Mines Limited senilai USD 53,5 juta melalui anak usahanya PT Tanito Harum Nickel. HRUM juga membeli 51% saham PT Position senilai USD 80,3 juta di Januari 2021 dan 24,5% saham PT Infei Metal Industry (IMI) senilai USd 68,6 juta. di Desember 2021, HRUM meningkatkan kepemilikan sahamnya di IMI menjadi 49% senilai USD 27,4 juta dan IMI mulai produksi secara komersial di Mei 2022.
Di Tahun 2022 ini HRUM menyediakan Capex USD 25 juta, dimana 45% akan digunakan untuk pengembangan bisnis nikel terutama untuk pembiayaan tahap konstruksi tambang di PT Position (perusahaan smelter nikel), sedangkan sisanya akan digunakan untuk bisnis batubara, hal ini mengingat target kenaikan produksi sebesar 35% di Tahun 2022. Tahun lalu produksi batubara HRUM mencapai 3,5 juta ton dan di 2022 ini diharapkan bisa mencapai produksi sebesar 4,5-5 juta ton. Hingga Q1 2022, realisasi penggunaan capex mencapai USD 1,1 juta yang digunakan untuk penambahan properti pertambangan di anak usaha dan biaya pemeliharaan kapal tersebut masih jauh dari alokasi USD 25 juta.
Saat ini HRUM berusaha meningkatkan penetrasi pasar luar negeri selain China. HRUM di Q1 2022 melakukan ekspor pertama kali ke Eropa yaitu ke Negara Belanda dengan volume penjualan mencapai 9% dari total 900.000 ton batubara yang dijual atau setara 81.000 ton, tidak hanya Belanda, Volume penjualan ke Negara Jepang meningkat menjadi 20% di Q1 2022, begitu pula penjualan ke India naik menjadi 8%. Mayoritas batubara yang diproduksi HRUM tidak sesuai dengan spesifikasi kebutuhan Eropa.
Di Semester I 2022 HRUM mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 145,99 juta naik 1.309,57% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 10,36 juta. Pendapatan naik 226% menjadi USD 377,46 juta dibandingkan sebesar USD 115,72 juta periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan kinerja HRUM seiring dengan peningkatan volume penjualan batubara dari 1,5 juta ton menjadi 2,1 juta ton, dengan harga rata-rata jual naik dari USD 74,6 per ton menjadi USD 176,7 per ton. Sentimen positif datang dari mulai berkontribusinya PT Infei Metal Industry (IMI) dengan kontribusi laba sebesar USD 20,4 juta dibandingkan periode yang sama sebelumnya di semester I 2021 dengan rugi bersih USD 0,1 juta. Seperti kita ketahui tahun lalu HRUM mengakuisisi 24,5% saham IMI (perusahaan smelter nikel).
HRUM juga mengakuisi 20% saham Westrong Metal Industry (WMI) dengan harga USD 75 juta yang memiliki kapasitas produksi nikel mencapai 56 ribu ton. WMI akan memiliki kapasitas produksi tahunan antara 44.000-56.000 ton nikel dalam bentuk Feronikel atau Nickel Pig Ore. Smelter WMI ditargetkan baru mulai beroperasi secara bertahap d Q4 2023.
Laporan keuangan HRUM Jan- Sep 2022, HRUM membukukan laba bersih sebesar USD 237,43 juta per Q3 2022 naik 532,54% dibandingkan laba bersih periode Jan-Sep 2021 USD 37,53 juta.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:
Jika ingin membuka Rekening Dana Nasabah guna trading atau investasi di Saham, bisa klik link
https://app.investasiku.id/referral/SAHAMDAILY