ICOR

ICOR (Incremental Capital Output Ratio) Indonesia, yang mengukur efisiensi investasi (Perbandingan antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Investasi yang dibutuhkan untuk mencapai Pertumbuhan itu), mencapai 6,33 pada tahun 2023, menunjukkan bahwa untuk menghasilkan satu unit output, dibutuhkan 6,33 unit input investasi. Jadi jika investasi kita 30% dengan ICOR 6 (sederhananya 30:6 => pertumbuhan 5%). Untuk mendapatkan 1% pertumbuhan PDB, setidaknya diperlukan pertumbuhan investasi di angka 6,8%. Jika pemerintah menargetkan pertumbuhan 6% hingga 7% maka dibuttuhkan rasio investasi terhadap PDB sekitar 41% hingga 47%. Pada tahun 2023 Rasio Investasi Indonesia baru mencapai 29,9% terhadap PDB. 

ICOR adalah rasio yang menunjukkan seberapa banyak investasi (modal) yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit tambahan output (PDB).  

Angka ICOR yang tinggi (di atas 3-4%) menunjukkan bahwa efisiensi investasi di Indonesia masih rendah. Semakin kecil ICOR semakin bagus bagi suatu negara karena penggunaan investasi yang optimal, khususnya negara berkembang. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi ICOR:
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ICOR tinggi di Indonesia antara lain adalah infrastruktur yang kurang memadai, birokrasi perizinan yang rumit, regulasi daerah dan korupsi, biaya produksi yang tinggi, dan biaya logistik yang mahal.
ICOR Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, seperti Malaysia (4,5), Filipina (3,7), Thailand (4,4), dan Vietnam (4,6).
ICOR Indonesia pada tahun 2021 adalah 8,66, kemudian turun menjadi 6,02 pada tahun 2022, dan kembali naik menjadi 6,33 pada tahun 2023.
Hanya ada satu wilayah di Indonesia yang ICORnya 2, ICOR Weda Bay cuma 2 karena seluruh aktivitas ekonomi di Zona itu sudah teritegrasi dari hulu ke hilir.
Realisasi Investasi di Indonesia:
Tahun 2019 Rp 809 Triliun (target Rp 792 Triliun)
Tahun 2020 Rp 826 Triliun (target Rp 817 Triliun)
Tahun 2021 Rp 901 Triliun (target Rp 900 Triliun)
Tahun 2022 Rp 1.207 Triliun (target Rp 1.200 Triliun)
ICOR yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, karena membutuhkan lebih banyak investasi untuk menghasilkan output yang sama.

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terupdate, klik link dibawah ini:

Join Membership

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *