PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Update terbaru :
Proyek Pabrik Pengolahan Smelter Nikel di Bahodopi dan Pomala, Sulawesi masih berjalan sesuai dengan Rencana dan ditargetkan Keputusan Investasi Final untuk proyek Fasilitas Pengolahan Nikel Bahodopi bisa selesai di Periode Des 2021- Jan 2022.
Perjanjian Kerangka Kerjasama Proyek Fasilitas Pengolahan Nikel Bahodopi antara INCO, Taiyuan Iron & Steel Co, Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co, Ltd (Xinhai) Juni 2021, dimana ketika pihak ini membentuk Joint Venture membangun fasilitas Pengolahan Nikel di Xinhai Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah. INCO memiliki 49% saham, sisanya dimiliki oleh 2 mitra lainnya. Target Produksi nantinya 73.000 metrik ton nikel per tahun berserta fasilitas pendukungnya.
Sedangkan Proyek Smelter Pomala, masih dalam proses diskusi dengan Sumitomo Metal Mining terkait Teknis, Izin dan lain-lain.
Salah satu Tambang utama INCO berada di Sorowako, Sulawesi Selatan dengan total luas area tambang mencapai 70.566 hektar, sedangkan lokasi tambang lainnya yang sudah mendapatkan izin pengelolaan yaitu Blok Pomalaa dengan luas 24.752 hektar dan Bahadopi seluas 22.699 hektar. Blok Sorowako menjadi kontributor utama produksi Nikel INCO di Indonesia, walaupun INCO sudah lama beroperasi di Sorowako tapi potensinya diperkirakan bisa sampai Tahun 2045 dengan fasilitas eksisting.
Dalam proses penambangannya, INCO menggunakan teknik pertambangan terbuka (surface mining) dengan metode open cast dengan rata-rata produksi nikel dalam matte mencapai 78 ribu metrik ton atau sekitar 5% pasokan nikel dunia. INCO tetap memperhatikan faktor lingkungan dalam kegiatan produksinya dimana pengelolaan tambang nikel di Sorowako dilakukan secara berkesinambungan, total bukaan lahan yang dilakukan sebesar 5.376,5 hektar dan total lahan yang direklamasi hingga Juli 2022 mencapai 3.338,61 hektar, sedangkan di tahun 2022 ini INCO menargetkan lahan yang direklamasi seluas 293,44 hektar dengan realisasi sejauh ini sudah mencapai 119,25 hektar, biaya reklamasi 1 hektar sekitar Rp 350 juta.
Tidak hanya sampai disitu, INCO juga mengelola limbah air tambang didukung dengan Water Treatment terintegrasi Lamella Gravity Settler (LGS) dengan kapasitas total seluruh unit mencapai 16 juta meter kubik. LGS ini merupakan unit treatment air limpasan tambang terintegrasi yang mampu mengelola TSS (Total Suspended Solid) dan Cr6+ (chromium hexavalent) sekaligus dengan luas area yang lebih kecil daripada unit konvensional lainnya. Kegiatan pemantauan kualitas air limpasan tambang dilakukan secara regular untuk parameter TSS , Cr6+ dan parameter lainnya oleh operator yang kompeten. Pemantauan kualitas Danau Matano dan Danau Mahalona secara berkala pun rutin dilakukan dan hasilnya kualita sair masih sangat baik.
Untuk mengerjakan Smelter di Bahadopi, Sulawesi Tengah, INCO bekerjasama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd asal China dan Ford Motor Co., smelter tersebut nantinya akan memiliki kapasitas produksi hingga mencapai 120 ribu metrik ton (MT) kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate dengan menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) dan Nikel Limonite. INCO telah merampungkan keputusan investasi final (Final Investment Decision) untuk proyek tersebut pada 29 Juli 2022. Saat ini INCO memulai tahapan pra konstruksi untuk proyek smelter yang nilai investasinya di atas USD 2 Miliar. INCO mengandeng TISCO dan Shandong Xinhai Technology dalam proyek smelter ini. INCO berkontribusi 51% dalam pembiayaan proyek Bahodopi, sedangkan 49% investasi sisanya berasal dari pihak partner.
Smelter nikel berteknologi HPAL di Sorowako, Sulawesi Selatan ini akan menghasilkan 60.000 ton nikel untuk bahan baku baterai. Proyek ini merupakan kerjasama INCO dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company (Huayou). INCO dan Huayou mengeluarkan dana investasi sebesar USD 1,8 miliar (sekitar 26,64 Triliun,asumsi kurs Rp 14.800/ USD) dengan porsi kepemilikan masing-masing 30% INCO dan 70% Huayou dan diperkirakan proyek ini akan selesai di akhir tahun 2025 atau awal 2026. Pabrik HPAL ini akan mengolah bijih nikel limonit menjadi produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kapasitas 60.000 ton produk nikel dalam MHP.
Begitu pula INCO juga menandatangani kerjasama tidak mengikat dengan Huayou China dan Ford Motor untuk memproses bijih nikel di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. Penyelesaian pembangunan fasilitas dan operasi HPAL Pomalaa ditargetkan selesai di Tahun 2025, dengan total kapasitas produksi hingga mencapai 120.000 metrik ton kandungan nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate.
Ford Motor Co gencar melakukan kerjasama dengan berbagai pihak guna memenuhi kebutuhan baterai EV yang sedang dikembangkan. Ford telah menandatangani kontrak dengan pemasok yang mewakili 60 gigawatt jam kapasitas baterai tahunan, cukup untuk membangun 600.000 EV per tahun, pemasok tersebut termasuk Contemporary Amperex Technology Co Ltd atau CATL asal China. Ford juga mengamankan 70% dari kapasitas baterai yang dibutuhkan untuk membangun kebih dari 2 juta EV tiap tahun mulai 2026. Ford juga memiliki JV dengan SK Innovation Co Korea Selatan yang menelan dana investasi sebesar USD 11,4 miliar untuk membangun tiga pabrik baterai dan pabrik perakitan EV di Tennessee dan Kentucky.
Di Semester I 2022, INCO membukukan pendapatan USD 564,54 juta naik dari sebelumnya USD 414,95 juta di semester I 2021, Laba bersih naik 155,94% year on year menjadi USD 150,45 juta dari sebelumnya USD 58,78 juta. Target produksi INCO di 2022 yaitu 60.000 ton nikel / tahun. INCO menjual 27.013 ton nikel dalam Matte, denga harga jual rata-rata meningkat dari USD 13.520 per ton di Semester I 2021 menjadi USD 20.899 per ton di Semester I 2022. Kenaikan harga menopang kinerja penjualan INCO di saat volume produksi nikel dalam matte turun 13% secara tahunan menjadi 26.394 ton akibat pelaksanaan proyek pembangunan kembali tanur 4.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi / Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi / Trading dari Pembaca.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini: