PT Indika Energy Tbk (INDY) telah menandatangani nota kesepahaman (MOU) dengan PT Industri Baterai Indonesia (IBC), Hon Hai Precision Industry Co.Ltd (Foxconn), dan Gogoro Inc (Gogoro) dengan dana investasi sebesar USD 8 Miliar yang rencananya berlokasi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang melalui skema BOL (Build-Operate-Localize) melalui tiga tahap yaitu Membangun, Mengoperasikan dan Melokalisasikan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas industri Indonesia di bidang industri kendaraan listrik, industri baterai listrik, dan industri pendukungnya yang mana dari kerjasama tersebut akan menghasilkan pabrik pembuatan listrik (termasuk sel baterai, modul baterai, dan baterai) hingga pengembangan industri Electric Vehicle (EV) roda 4, EV roda 2 dan Bus Listrik (E-Bus). Scope dari kerjasama tersebut juga mencakup pengembangan Industri penunjang EV misal energy storage system (ESS), battery exchange atau swap station, baterai daur ulang, penelitian & pengembangan (R&D) di bidang baterai listrik dan EV.
INDY memasuki ekosistem motor listrik sebagai upaya diversifikasi bisnis yang akan membantu pencapaian target INDY untuk meningkatkan porsi pendapatan dari sektor non batubara sebesar 50% pada tahun 2025.
Di bulan April 2021 silam, INDY mendirikan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) untuk mengakselerasi pasar motor listrik dan ekosistemnya sehingga dapat menjadi salah satu merek utama di Industri kendaraan listrik nasional.
INDY sendiri hampir merampungkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon II yang menelan biaya investasi senilai USD 2,1 Miliar, yang direncanakan akan beroperasi tahun ini, saat ini PLTU Cirebon II ini maish dalam tahap commissioning, PLTU Cirebon II ini berkapasitas 1000 MW dan menerapkan teknologi ultra super critical boiler dengan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga bisa mencapai tingkat efisiensi maksimal untuk memproduksi listrik. Proyek PLTU Cirebon II ini diperkirakan akan memiliki kebutuhan batubara untuk operasionalnya mencapai 40 juta ton per tahun.
Di Tahun 2022 ini INDY mengalokasikan capex senilai USD 21 juta untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. INDY akan fokus membangun PLTS Atap di sektor komersial dan industrial, dengan target kapasitas PLTS terpasang mencapai 15-20 Megawatt peak (MWp).
Jadi memang INDY merambah bisnis Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai strategi diversifikasi di luar Batubara.
Di awal 2021, INDY melalui anak usahanya PT Indika Tenaga Baru mendirikan Perusahaan Joint Venture (JV) dengan Fourth Partner Energy Sinergy, entitas usaha Fourth Partner Energy (4PEL) dengan nama PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), dengan tujuan dan kegiatan Usaha EMITS mencakup proyek tenaga surya, termasuk jasa konsultasi, konstruksi bangunan, operations dan maintenance instalasi listrik, penyewaan pembangkit listrik dan kegiatan independent power producer (IPP) PLTS. Perusahaan patungan ini diharapkan di Tahun 2025 telah memiliki proyek pembangkit listrik berkapasitas 500 MWp sehingga dibutuhkan capex sekitar USD 250 -350 juta dan diharapkan pada 2025 JV ini berkontribusi sebesar USD 271 juta.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini: