PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau dikenal dengan Moratelindo yang merupakan anak usaha Group Sinar Mas akan melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau IPO (Initial Public Offering) dengan melepas 2,61 Miliar saham (11%) dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan dengan harga penawaran dikisaran Rp 368 – 396 dengan harapan dana IPO yang terkumpul hingga Rp 1,1-1,2 Triliun. Alokasi Dana IPO 85% untuk kebutuhan investasi guna ekspansi jaringan termasuk backbone, lastmile, capacity upgrades, infrastruktur pasif, 15% untuk modal kerja dan kegiatan usaha perseroan.
Jadual IPO Moratel
Penawaran Awal 12-18 Juli 2022, tanggale efektif 27 Jul 2022
Penawaran Umum 29 Juli 2022 hingga 2 Agustus 2022
Penjatahan 2 Agustus 2022
Pencatatan di BEI 8 Agustus 2022
Sebelum IPO, komposisi pemegang saham MORA:
33,78% dimiliki oleh PT Gema Lintas Benua
45,71% PT Candrakarya Multikreasi
20,51% dimiliki oleh anak usaha PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yaitu PT Smart Telecom
Hingga 31 Maret 2022, MORA mencatat peningkatan pendapatan 4,59% menjadi Rp 1,02 Triliun dari Rp 981 Miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sedangkan Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan turun 0,91% menjadi Rp 155,7 Miliar dibandingkan Q1 2021 sebesar Rp 157,1 Miliar.
Penjamin pelaksana emisi Efek MORA adalah PT BNI Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas.
MORA bergerak di bidang infrastruktur serat optik untuk jaringan telekomunikasi yang didirikan sejak tahun 2000, dimana sebagai operator jaringan layanan telekomunikasi domestik yang menjalankan bisnisnya di bidang ekosistem broadband yaitu internet, pusat data, sewa jaringan interkoneksi, domestik dan internasional. Saat ini MORA telah menggelar jaringan kabel serat optik (fiber optic) sepanjang 36.951 km yang terdiri dari jaringan fiber optic darat dan laut, selain itu MORA juga memiliki Nusantara Data Center (NDC) berskala Internasional yang berlokasi di Jakarta, Batam, Medan, Surabaya, Palembang.
Tahun 2008, MORA membangun kabel bawah laut internasional dengan nama MIC-1 (Moratelindo International Cable-System One) yang menghubungkan dari Jakarta-Singapura dan juga mendirikan Moratel International Pte Ltd di Singapura dan memperoleh lisensi Facilities-Based Operations dari Pemerintah Singapura di Tahun 2010.
Di Indonesia, Pemerintah Indonesia memberikan ijin-ijin dan lisensi seperti JaringanTertutup (Jartup), Network Access Point (NAP), Internet Service Provider (ISP), Jaringan Tetap Lokal (Jartaplok) serta membangun dan mengoperasikan Pusat Data Nasional yaitu Nusantara Internet Exchange (NIX).
Tahun 2010-2012, membangun jaringan kabel serat optik bawah laut Batam-Dumai-Malacca (BDM) dan Jakarta-Bangka-Bintan-Batam-Singapore (B3JS) sehingga hingga 2012 jaringan kabel serat optik yang dibangun sepanjang 7.600 km.
MORA juga membangun Sumatera Backbone di 2010, Infrastruktur metro-e di 2014, sehingga total jaringan hingga 2014 mencapai 9.700 km.
Tahun 2016 MORA mendirikan PT Palapa Ring Barat (beroperasi Maret 2018) dan PT Palapa Timur Telematika (beroperasi Agustus 2019). Masih di Tahun 2016, MORA masuk ke pasar FTTX dengan menggunakan brand Oxygen.id (pasar retail perseroan), Oxygen Home (untuk kawasan perumahan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).
Di Tahun 2021, jaringan serat optik MORA menjadi 51.749 km dengan kapasitas 21.000 gigabyte di sepanjang Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara dan Papua.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:
Jika ingin membuka Rekening Dana Nasabah guna trading atau investasi di Saham, bisa klik link
https://app.investasiku.id/referral/SAHAMDAILY