Nikel

Nikel :

Kelas I untuk Bahan Baku Baterai EV = >> Nickel Matte =>

* HPAL (High Pressure Acid Leading)

**MHP (Mixed Hydroxide Precipitate)

***NiOH (Nickel Hydroxide) bijih yang bisa diolah menjadi produk Kelas I => Berkadar rendah dibawah 1,5% = LIMONIT

 

Kelas II untuk Stainless Steel seperti Nickel Pig Iron (NPI => bahan baku utama untuk baja tahan karat) dan Feronickel. Bijih nikel berkadar tinggi di atas 1,5% = SAPROLITE NICKEL

Dengan pesatnya pertumbuhan industri kendaraan listrik di China, permintaan China akan Ferro-Alloy (ferro-nickel) akan semakin meningkat.

 

UNTR (PT United Tractors Tbk)  mengakuisisi saham PT Stargate Pacific Resources (SPR-perusahaan tambang nikel)  dan PT Stargate Mineral Asia (SMA-perusahaan smelter nikel) milik PT Anugerah Surya Investama (ASI) di Tanggal 3 Desember 2022 via anak usahanya yaitu PT Danusa Tambang Nusantara (DTN). Baca https://www.sahamdaily.com/untr/

KKGI (PT Resource Alam Indonesia) mengakuisisi 70% saham PT Buton Mineral Indonesia (BMI) dan PT Bira Mineral Nusantara (BMN). Baca https://www.sahamdaily.com/kkgi/

MDKA (PT Merdeka Copper Gold Tbk) via anak usahanya PT Batutua Tambang Abadi mengakuisisi sebagian saham Hamparan Logistik Nusantara dengan nilai Rp 5,36 Triliun. MDKA bergerak dibidang tambang emas, perak, tembaga, dan mineral lainnya. Salah satu aset utama MDKA adalah proyek Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur.  Smelter Nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) akan berkontribusi di Q3 2022 dengan 10.734 ton pasca rampungnya akuisisi Merdeka Battery Minerals di Pertengahan Mei 2022. Baca https://www.sahamdaily.com/mdka-2/

HRUM (PT Harum Energy Tbk) mengakuisisi 6,7% saham Nickel Mines Ltd, 51% saham PT Position dan 49% saham Infei Metal Industry. HRUM juga bergerak dibidang batubara yang memiliki lima konsesi tambang batubara di Kalimantan Timur dan satu tambang nikel di Maluku Utara. Baca https://www.sahamdaily.com/hrum/

INCO  (PT Vale Indonesia Tbk) beroperasi di Sulawesi Selatan dan merupakan bagian dari perusahaan multitambang dari Brazil, dimana INCO menambang cadangan nikel yang cukup besar di Sorowako, Sulsel dan melakukan hilirisasi di Sorowako dan mengembangkan hilirisasi di Sulawesi Tenggara. INCO bekerjasama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd (Huayou) mengerjakan proyek smelter berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL). Proyek HPAL Blok Pomalaa diestimasi akan menghasilkan hingga 120.000 ton nikel.  Baca https://www.sahamdaily.com/inco/

ANTM (PT Aneka Tambang Tbk) perusahaan BUMN yang bergerak dibidang pertambangan dan logam terdistribusi vertikal dan terdiversifikasi, tambangnya antara lain bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batubara, dan logam mulia lainnya. ANTM bekerjasama dengan CNGR Hongkong Material Science & Technology Co Ltd untuk pengembangan bahan baku baterai kendaraan listrik dimana ANTM melalui anak usaha PT Kawasan Industri Antam Timur (PT KIAT) akan membangun dan mengelola kasawan industri di area Izin Usaha Pertambangan (IUP) ANTM di Pomalaa, Sulawesi Tenggara Sedangkan CNGR melalui anak usahanya PT Pomalaa New Energy Material (PT PNEM) mengembangkan fasilitas pengolahan bijih nikel laterit menjadi nikel matte sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik. Tambang Pomalaa diestimasikan memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 80.000 ton nikel dalam produk nickel matte yang terbagi dalam dua fase pembangunan, PT PNEM akan bertindak sebagai tenant di kawasan industri yang dikelola oleh PT KIAT.  Baca https://www.sahamdaily.com/antm/

TINS (PT Timah Tbk) perusahaan BUMN yang bergerak dibidang pertambangan Timah yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, TINS juga menggarap Nikel. Baca https://www.sahamdaily.com/tins/

NICL (PT PAM Mineral Tbk) telah menyelesaikan eksplorasi di 52 tambang bijih nikel mencapai total 2.340 meter melalui anak usahanya PT Indrabakti Mustika meilputi area Blok Kondole, Komia, Kolaka, Silae dan Longori dengan total biaya mencapai Rp 1,10 Miliar. Baca : https://www.sahamdaily.com/nicl/

 

Notes:

Jika di tahun 2014, produksi nikel dikuasai INCO sebesar 25%, ANTM 19% dan perusahaan-perusahaan lainnya 3%, maka di tahun 2021, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menguasai 50% produksi hilir nikel, INCO 22%, ANTM 7% dan PT Virtue Dragon Nickel Industry 11%.  IMIP merupakan Joint Venture antara Tsangshan Steel Holding (China) 66,25% dan PT Bintang8 Mineral 33,75%. IMIP sendiri telah membangun smelter feronikel pertama via PT Sulawesi Mining Investment di Bahodopi, Sulawesi Tengah dengan kapasitas 300.000 ton per tahun, sedangkan smelter kedua di bangun oleh PT Indonesia Guang Ching untuk memproduksi 600.000 ton feronikel per tahun.

 

Emiten-emiten Nikel:

KKGI, HRUM, UNTR, TINS, DKFT, NICL, ANTM, INCO, IFSH, MDKA

 

 

 

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi / Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi / Trading dari Pembaca.

Yuk download Aplikasi Sahamdaily di Playstore maupun di AppStore
Username dan Password : huruf  kecil dan angka minimal 8 digit, misal Username: budiman9, Password: budi1234

Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:

Join Membership

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *