Prabowo menganggarkan dana Rp 3,3 Triliun untuk Medical Check Up gratis di tahun 2025, anggaran ini diperuntukkan bagi 52 juta penduduk yang mengidap tuberculosis (TBC), warga yang lanjut usia maupun yang memiliki rasio penyakit katastropik (penyakit parah yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit atau pemulihan dalam jangka panjang). Rp 3,3 Triliun untuk program pemeriksaan kesehatan gratis dan Rp 1,7 Triliun untuk penambahan fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit dan sebagainya.
Beberapa Emiten yang bergerak dibidang usaha Laboratorium Kesehatan: PRDA, DGNS, LABS
PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) listed 07 Desember 2016, harga IPO Rp 6.500 per lembar
Pemegang saham PRDA as per 31 Aug 2024:
57% PT Prodia Utama
15% Bio Majesty Pte Ltd
0,00% Ida Zuraida
28% Masyarakat Non Warkat
PRDA mengakuisisi produsen alat kesehatan (alkes) Proline dan mendirikan pabrik reagen kimia baru di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat. Pembelian 39% saham Proline sebagai bagian dari langkah strategis untuk memperkuat dan mengamankan rantai pasok. Capex yang disediakan untuk pembangunan pabrik baru mencapai Rp 140 miliar dan ditargetkan pabrik ini beroperasi di Q1 2025. Dibangunnya Pabrik Proline di lahan seluas 10.000 m2 ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan produk-produk diagnostik dan permintaan In vitro Diagnostic (IVD) dengan standar mutu dan kualitas global. Pabrik Proline ini akan memperbesar produksi reagen kimia rutin dan reagen hematologi, Proline akan menambah lini produknya dengan pengembangan berbagai instrumen laboratorium, reagen CLIA (chemiluminescence immunoassay) serta reagan molekular.
Hingga 31 Maret 2024, PRDA mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 298 outlet, di 80 kota dan 34 provinsi di seluruh Indonesia. PRDA juga mengembangkan Prodia Health Care yaitu layanan wellness clinic yang berbasis personalized medicine serta specialty clinics yang terdiri dari Prodia Chilren’s Healthcare Centre, Prodia Women’s Health Centre dan Prodia Senior Health Centre.
PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) listed 15 Jan 2021, harga IPO Rp 200 per lembar
Pemegang saham DGNS as per 31 Aug 2024:
41,20% PT Bundamedik Tbk (BMHS)
38,80% PT Bunda Investama Indonesia
20% Masyarakat Non Warkat
Di tahun 2024, DGNS menargetkan kenaikan pendapatan 17,32% yoy menjadi Rp 170,93 miliar, dengan lava bersih Rp 2,45 miliar.
DGNS berencana mengakuisisi perusahaan Singapura, Asa Ren Pte Ltd, dengan nilai Rp 357,89 miliar. Dana untuk akuisisi ini akan diperoleh melalui mekanisme rights issue. Rinciannya, nilai rencana inbreng mencapai Rp 322,1 miliar dan pembelian saham senilai USD 2,41 juta atau sekitar Rp 35,79 miliar.
PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) listed 10 Jul 2024 di harga IPO Rp 102 per lembar, meraih dana IPO Rp 71,4 Miliar
Pemegang saham LABS as per 31 Aug 2024:
72,3906% PT Optel Investama Mulia
3,2911% Budi Hariadi
0,0145% PT Inodia
21,0127% Masyarakat Non Warkat
3,2911% Masyarakat -Warkat
Di tahun 2024, LABS menargetkan pendapatan Rp 300 Miliar, naik 120%-130% dibandingkan tahun sebelumnya.
LABS fokus pada penyediaan alat kesehatan diagnostic in-vitro dan consumables atau reagen yang merupakan solusi untuk mendeteksi penyakit menular dan kelainan bawaan. LABS ditunjuk sebagai distributor dari produsen bioteknologi dari negara Amerika Serikat, Jepang dan Cina dalam memberikan teknologi terbaik untuk Laboratorium di seluruh Indonesia.
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini:
No HP Admin Sahamdaily : 085737186163