PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA), group usaha kelapa sawit yang berpusat di Sumatera Utara, di Semester I 2022 mencetak laba hingga Rp 632,25 Miliar, naik 76,51% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 358,19 Miliar, sedangkan target laba di 2022 sebesar Rp 1 Triliun. Adanya rencana peningkatan program Biodiesel ke B40 bakal mendongkrak penggunaan minyak sawit sekitar 5-10%. Penjualan bersih naik 17,80% dari Rp 2,53 Triliun menjadi Rp 2,99 Triliun.
Di Tahun 2021, Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,07 Triliun naik 162,68% year on year, Pendapatan bersih naik 39,9% dari Rp 4,20 Triliun menjadi Rp 5,88 Triliun.
DI Tahun 2022 ini, STAA mencadangkan Capex sebesar Rp 300-400 Miliar yang akan digunakan untuk membangun pabrik kelapa sawit, pemeliharaan tanaman dan pembelian aset-aset tetap. STAA berencana menambah 10.000 hektar tanah secara bertahap dalam dua hingga tiga tahun mendatang. STAA melalui anak usahanya yaitu PT Transpacific Agro Industry (TPAI) menuntaskan akuisisi dua lahan kebun kelapa sawit IMC Industrial Group, PT Hanuraba Sawit Kencana dan PT Sawit Agro Lestari dengan total luas perkebunan inti plasma 6.000 hektar di Sumatera Selatan yang menelan dana Rp 306 Miliar yang berasal dari capex. STAA menargetkan memiliki perkebunan tertanam seluas 60.000 hektar di tahun 2025. Dengan adanya akuisisi 6.000 hektar tanah ini maka total luas kebun yang dikelola STAA akan meningkat menjadi 48.100 hektar termasuk inti plasma.
Proyek pembangunan refinery (pabrik penyulingan) di Lubuk Gaung masih menunggu perizinan saja. Pembangunan Refinery di Lubuk Gaung, Dumai, Riau diperkirakan selesai di akhir 2023 dan dapat beroperasi di Q1 2024. STAA juga membangun fasilitas dermaga dan tangki timbun berkapasitas 35.000 Metrik Ton (MT) yang ditargetkan selesai di Oktober 2023.
STAA saat ini memiliki 13 perkebunan, 9 pabrik pengolahan kelapa sawit, 1 pabrik kernel crushing, 1 pabrik solvent extraction untuk dapat diolah menjadi CPO (Crude Palm Oil), PK (Palm Kernel), PKO (Palm Kernel oil), PKE (Palm Kernel Expeller), PKM (Palm Kernel Meal) yang seluruhnya tersebar di empat provinsi di Sumatera Utara, Sumatrea Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dengan total kapasitas produksi CPI 450 MT/ jam dan produksi CPO mencapai 383.800 MT.
Pabrik Kernel Crushing Plant (KCP) dengan kapasitas produksi 300 ton per hari, Pabrik Solvent Extraction Plant (SEP) kapasitas produksi 500 ton per hari.
Jadi Proses produksi STAA dimulai dari Penanaman dan Perkebunan Kelapa Sawit serta pengolahan kelapa sawit Tandan Buah Segar (TBS) untuk menghasilkan CPO, PK, PKO, PKE, PKM.
Anak Usaha dari STAA, yaitu PT Karya Serasi Jaya Abadi (KSJA) membangun Pembangkit Listrik Biogas yang mengolah limbah cair kelapa sawit untuk menghasilkan biogas untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik di KSJA, hal ini sebagai wujud pengembangan energi terbarukan dari STAA.
KSJA juga bekerjasama dengan PT Prima Multi Terminal (PMT) dalam pengelolaan dan pengoperasian peralatan ship loading conveyor di Lingkungan PMT -Kuala Tanjung, yang dapat meningkatkan kegiatan domestik dan ekspor curah kering di Kuala Tanjung. Peralatan ship loading conveyor ini akan membantu proses loading komoditas curah kering seperti PKE, PKM, Cangkang Sawit dari truk ke kapal dengan kapasitas 300 ton per jam. PMT sendiri merupakan anak usaha dari 3 BUMN yaitu PT Pelabuhan Indonesia (Persero), PTPP, WSKT.
STAA
Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi / Trading sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi / Trading dari Pembaca.
Jika Anda ingin bergabung Menjadi Premium Member Sahamdaily, klik link dibawah ini: