Tarif Resiprokal

Trump umumkan paket reciprocal tariff, Indonesia kena 32%.

Tarif reciprocal:
Kamboja : 49%, Laos: 48%, Vietnam : 46%, Myanmar : 44%, ke-empat negara ini sering dijadikan batu loncatan bagi China untuk melakukan ekspor ke Amerika. 
Sri Lanka : 44%
Bangladesh : 37%
Thailand : 36%

China: 34%, China siap mengenakan tarif balasan sebesar 34% kesemua barang impor dari Amerika mulai 10 April 2025. 

Taiwan : 32%
Indonesia : 32%

Pakistan: 29%
India : 26%
Korea Selatan: 25%
Malaysia: 24%, Malaysia dan India  dengan Tarif 24% dan 26% kemungkinan akan mendapatkan flow asing lebih dahulu dikarenakan tarif yang dikenakan relatif lebih rendah, hal ini juga mengingat CDS (Credit Default Swap) 5 tahun Malaysia dan India berada di level 57,19 dan 84,08 dengan rating S&P masing-masing A- dan BBB- dalam 6 bulan terakhir.CDS India tidak berubah sama sekali sedangkan CDS Malaysia ada kenaikan 19,95% dalam 1 bulan terakhir menjadi 57,19 dengan rating S&P A- namun perubahan CDS Malaysia lebih rendah dibandingkan perubahan dalam 1 bulan terakhir CDS Indonesia yang naik 29,31% menjadi 104,65 dengan rating S&P BBB.

Japan: 24%
Philippines: 17%
Singapore: 10%

Penetapan tarif dasar 10% bagi seluruh barang yang masuk ke USA mulai 5 April 2025 dan tarif resiprokal yang berlaku 09 April 2025.

Ekspor komoditas utama Indonesia seperti batubara, palm oil dan nikel juga akan terganggu mengingat tarif juga dikenakan ke China, India, Eropa dan Jepang.

Indef memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 4,7%.

Berdasarkan data perdagangan dari Gedung Putih, Defisit perdagangan AS terhadap Indonesia di tahun 2024 mencapai USD 17,9 miliar. Sedangkan data dari Kementerian Perdagangan RI, perdagangan Indonesia-Amerika Serikat mencatat surplus USD 14,34 miliar di tahun 2024, hal ini menempatkan Amerika Serikat diurutan kedua negara tujuan ekspor RI setelah China. Produk ekspor utama Indonesia ke pasar USA : elektronik, tekstil, produk tekstil, alas kaki, palm oil, karet, furnitur, udang, produk-produk perikanan laut dan peralatan elektrik. 

Produk-produk ekspor Indonesia ke Amerika Serikat di tahun 2024:

  1. Mesin dan perlengkapan elektrik = USD 4,18 miliar
  2. Pakaian dan aksesorinya (rajutan) = USD 2,43 miliar
  3. Alas Kaki = USD 2,39 miliar
  4. Pakaian dan aksesorinya (bukan rajutan) = USD 2,12 miliar
  5. Lemak dan minyak hewan/nabati = USD 1,78 miliar
  6. Karet dan barang dari karet = USD 1,69 miliar
  7. Perabotan dan alat penerangan = USD 1,43 miliar
  8. Ikan dan Udang =USD 1,10 miliar
  9. Mesin dan peralatan mekanis = USD 1,02 miliar
  10. Olahan dari daging dan ikan = USD 0,79 miliar
  11. Kayu laminasi = USD 0,73 miliar
  12. Kopi dan teh = USD 0,46 miliar
  13. Kimia dasar organik = USD 0,42 miliar
  14. Kendaraan dan aksesori = USD 0,25 miliar
  15. Besi dan baja = USD 0,23 miliar, sumber BPS (Balai Pusat Statistik)

Produk-produk impor Indonesia dari Amerika Serikat:

  1. Kacang Kedelai
  2. Propana, cair
  3. Hidrokarbon asiklik jenuh
  4. Komoditas tidak ditempat lain ditentukan
  5. Batubara bitumen, baik atau tidak dihancurkan, tidak diaglomerasi dengan tarif
  6. Menyeduh atau menyuling ampas dan sampah
  7. Butana, cair
  8. Bubur kayu kimia
  9. Soda atau sulfat, selain mutu larut, diputihkan, konifer
  10. Pesawat terbang dan tenaga lainnta pesawat dengan berat tanpa muatan di atas 15.000 kg
  11. Mesin untuk resepsi, konversi dan transmisi

Trump mengenakan tarif resiprokal ke Indonesia sebesar 32% karena adanya kebijakan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan DHE-SDA (Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam) untuk transaksi senilai USD 250.000 atau lebih, kedua kebijakan ini dianggap tidak fair oleh Amerika Serikat. Pengenaan tarif terhadap etanol sebesar 30%, padahal AS hanya 2,5%.

Indonesia dapat meminta Amerika menurunkan tarif, sebagai gantinya Indonesia bisa menawarkan hal-hal sebagai berikut ke Amerika:

Market Indonesia cukup besar, membutuhkan produk dari Amerika, misalnya:

  1. Indonesia bisa Impor lebih banyak Kedelai, Gandum dan Jagung dari Amerika, atau malah memperbanyak impor kedelai dari Brazil, Argentina, China, India, Kanada apabila Amerika Serikat tidak mau menurunkan tarif.
  2. Indonesia bisa Impor Alat Kesehatan dari Amerika => Ini kewenangan Kementerian Kesehatan, jadi lebih mudah untuk dilaksanakan
  3. Indonesia bisa impor Migas dari Amerika, kurangi porsi impor dari Arab Saudi.
  4. Indonesia bisa review aturan terkait TKDN, Aturan Investasi, Mempermudah Aturan Barang Amerika masuk ke Indonesia
  5. Indonesia bisa melakukan upaya lobby juga bekerjasama dengan forum-forum Internasional di WTO (World Trade Organization), BRICS, RCEP
  6. Indonesia bisa  mendorong untuk percepatan penyelesaian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang telah tertunda selama sembilan tahun, mengingat Vietnam dan Bangladesh sudah memiliki perjanjian serupa.
  7. Indonesia perlu dengan segera mengisi Posisi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat yang telah kosong selama hampir dua tahun, setelah Rosan Roeslani menyelesaikan tugasnya pada 17 Juli 2023.

Prabowo menyiapkan tiga kebijakan strategis:

  1. Perluasan Mitra dagang Indonesia => menjadi anggota BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, adanya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dengan 10 negara ASEAN, China, Australia, Jepang, Korea Selatan, Selandia Baru.
  2. Percepatan hilirisasi Sumber Daya Alam => adanya dukungan BPI Danantara untuk mendanai dan mengelola proyek penghiliran mineral, batubara, minyak dan gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan
  3. Penguatan resiliensi konsumsi dalam negeri => program Makan Bergizi Gratis, pendirian 80.000 koperasi Merah Putih. Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan Merah Putih, yang telah ditandatangani Prabowo pada 27 Maret 2025.

Langkah- langkah yang akan ditempuh Indonesia dalam paket negosiasi:

  1. Deregulasi tindakan non tarif (Non-Tariff Measures/NTMs). Merelaksasi TKDN sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi dari AS seperti General Electric, Apple, Oracle, Microsoft. TKDN, khususnya untuk permintaan resin kopolimer tahan benturan (impact copolymer/ICP). Apple terkendala TKDN sehingga sempat tidak bisa menjual Iphone 16 karena tidak memenuhi syarat TKDN.
  2. Mengevaluasi larangan terbatas.
  3. Meningkatkan impor dan investasi dari AS, misalnya pembelian migas oleh Pertamina, meningkatkan impor kapas, kedelai, jagung, gandum dari AS.
  4. Menyiapkan insentif fiskal dan non-fiskal seperti penurunan Bea Masuk, PPh Impor dan PPN Impor. Saat ini tarif umum PPN Impor 11%, PPh Impor 2,5% bagi pemegang API (Angka Pengenal Impor) dan 7,5% non API.
  5. Menghilangkan kuota impor, bisa dengan mencabut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 8 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor
  6. Peraturan teknis (pertek) yang dikeluarkan setiap kementerian harus atas izin Presiden.

Peluang Indonesia:

  1. Indonesia berpeluang menggantikan Vietnam (46%), Bangladesh (37%), China (34%) untuk mengisi pasar produk tekstil dan produk garmen (pakaian jadi, kaus) di AS
  2. Indonesia berpeluang menggantikan China (34%) dan Vietnam (46%) untuk mengisi  pasar produk Elektronik dan Komponen (Semikonduktor, peralatan listrik, suku cadang elektronik), Produk Kayu & Furniture (mebel kayu, produk rotan, panel kayu), alas kaki & produk kulit (sepatu kulit, sandal, sepatu olahraga)
  3. Indonesia berpeluang menggantikan Thailand (36%) dan Vietnam (46%) untuk mengisi pasar produk karet dan karet (ban kendaraan, sarung tangan karet), Makanan dan Minuman Olahan (produk ikan olahan, mie instan, kopi instan), produk perikanan (udang, tuna, kepiting olahan)
  4. Indonesia berpeluang menggantikan Thailand (36%), Jepang, Meksiko untuk mengisi pasar produk Otomotif dan suku cadang
  5. Indonesia berpeluang menggantikan China (34%) dan Korea Selatan (25%) untuk produk logam dan baja, nikel

Tantangan Indonesia:

  1. Filipina (17%) bisa menggantikan Indonesia untuk pasar makanan dan minuman olahan (produk ikan olahan, mie instan, kopi instan)
  2. Malaysia (24%) bisa menggantikan Indonesia untuk pasar Produk kayu dan Furnitur (mebel kayu, produk rotan, panel kayu)
  3. Korea Selatan (25%) bisa menggantikan Indonesia untuk pasar produk Elektronik dan komponen (semikonduktor, peralatan listrik, suku cadang elektronik)
  4. India (26%) bisa menggantikan Indonesia untuk pasar Komoditas Logam Baja (baja, aluminium, nikel), produk perikanan (udang, tuna, kepiting olahan), alas kaki dan produk kulit (sepatu kulit, sandal, sepatu olahraga), tekstil dan produk garmen (pakaian jadi, kaus)

Indonesia harus waspada terhadap:

  1. Potensi makin banyak masuknya produk-produk asal China yang masuk ke Indonesia seperti Mesin dan Peralatan listrik, mesin dan peralatan mekanis, boiler, plastik, bahan kimia organik, besi dan baja, smartphone, laptop, TV, kamera,  mesin pengoah data otomatis, bawang putih, pakaian, mebel, keramik, aksesoris gadget, aksesoris otomotif, alat pancing, mainan anak-anak, alat kesehatan, alat tulis kantor, perabot rumah tangga, kosmetik, alas kaki, keramik.
  2. Potensi masuknya produk baja dari Korea Selatan, Vietnam, Taiwan dan Jepang masuk ke Indonesia
  3. Potensi Neraca Perdagangan Indonesia yang selama 58 bulan terakhir mengalami surplus sejak Mei 2020 menjadi Defisit imbas dari kenaikan tarif dari Amerika. Misal Tarif Impor alas kaki yang sebelumnya hanya 1,7% menjadi 30 kali lipat.

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Daily dan mendapatkan Info Saham Terupdate, klik link dibawah ini:

Join Membership

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website: www.sahamdaily.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *