TINS

PT Timah Tbk (TINS) katalis positif didukung katalis positif terkait Ausmelt Furnace dengan kapasitas 40.000 ton yang mulai beroperasi pertengahan tahun ini dan penambahan kapal isap yang dapat meningkatkan kapasitas produksi. Di Q1 2022 Pendapatan TINS naik 79,6% menjadi Rp 4,3 Triliun. TINS memiliki potensi mineral tanah jarang mencapai 23.000 ton, saat ini TINS sedang menjalankan Feasibility Study untuk pengolahan mineral di bawah 4.000 ton per tahun yang diperkirakan akan selesai tahun depan. Logam tanah jarang menjadi bahan baku komponen elektronik, pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dan industri pertahanan.

Harga timah bisa mengalami kenaikan kembali terkait pelarangan ekspor timah oleh Pemerintah. Ya saat ini harga timah mendapatkan sentimen negatif terkait Royalti tax yang akan diberlakukan Progresif.

Proyek Smelter Ausmelt Furnace direncanakan beroperasi di Nov 2022 dengan kapasitas 40.000 ton crude tin / tahun.

Indonesia tercatat memiliki sumber daya timah 7,2 miliar ton bijih dan 2,4 juta ton logam, dengan cadangan 6,8 miliar ton bijih dan 2,2 juta ton logam. MIND ID akan melakukan penghiliran timah lebih lanjut, seperti mengolah timah menjadi Tin Powder, Tin Chemical hingga Tin Solder.

Adanya stimulus China (mendorong sektor property dengan menurunkan suku bunga hipotek dan pengurangan Uang Muka untuk rumah kedua dari 25% menjadi 15%) yang diluncurkan pada 24 September 2024 diharapkan akan meningkatkan permintaan komoditas logam dasar di China. Adanya pengetatan global akibat berkurangnya ekspor bijih timah dari Myanmar ke China akan mendorong kenaikan harga Timah.

Pada Agustus 2024, ekspor timah olahan Indonesia melonjak 89% secara bulanan menjadi 6.400 ton. Pasar ekspor utama Indonesia adalah China, Singapura dan Korea, menariknya penjualan ke negara-negara lain meningkat signifikan sekitar 487% secara bulanan, yang menunjukkan pemulihan penjualan TINS setelah menurun di Juli 2024.

Hingga Q3 2024, TINS membukukan pendapatan Rp 8,25 Triliun, naik 29% dari periode yang sama tahun lalu Rp 6,38 Triliun. Kenaikan harga jual rata-rata logam timah sebesar 15% yaitu dari USD 27.017 per metrik ton per 30 Sep 2023 menjadi USD 31.183 per MT per 30 Sep 2024. Laba usaha mencapai Rp 1,42 Triliun degan pencapaian EBITDA Rp 2,08 Triliun atau naik 194% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Disclaimer On: Tulisan ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan Investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Sahamdaily tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari Keputusan Investasi Pembaca

Jika Anda ingin berlangganan Database Saham Sahamdaily, bisa klik link dibawah ini:

Join Membership

No HP Admin Sahamdaily : 085737186163. Website : www.sahamdaily.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *